Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penguatan Positif bagi Warga Sekolah Melalui Musik (Jingle), dan Seni Teras Pohon Juwet

21 Juli 2024   15:15 Diperbarui: 21 Juli 2024   15:45 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Welcome Back To School (Sumber: DokPri)

Fenomena Anak Jaman Now

Memasuki awal Tahun Pelajaran baru 2024 - 2025, tentu akan terdapat beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh: orang tua, guru sebagai pendidik, dan juga peserta didik sendiri. Saat dunia pendidikan dan orang tua sedang dihadapkan pada fenomena anak jaman now, yang memiliki karakteristik antara lain:

  • Kreatif
  • Asertif
  • Percaya diri
  • Mahir menggunakan teknologi
  • Sangat tergantung dengan teknologi
  • Asik dengan diri dan dunianya sendiri
  • Senang terhadap hal yang serba instan

Ketika fenomena anak jaman now belum semua kita pahami, tetiba muncul istilah baru lagi "Strawberry Generation" (generasi stroberi). Generasi ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Tidak tahan terhadap tekanan sosial atau kurang mau kerja keras.
  • Karakteristik: memiliki ide-ide yang bagus dan kreatif
  • Mudah adaptasi dengan teknologi
  • Mudah menyerah
  • Kurang bertanggung jawab
  • Kurang realistis
  • Suka memaksakan kehendaknya

Brofenbrenner menyampaikan bahwa lingkungan yang bisa mempengaruhi anak antara lain:

  • Mikrosistem (langsung): keluarga, teman, saudara, guru, dll
  • Eksosistem (tidak langsung): keluarga besar, tetangga, media massa, tempat kerja orang tua, dst
  • Makrosistem (tidak langsung): budaya, sistem ekonomi, kondisi sosial, sejarah, hukum, dst

Makan bersama dalam kesederhanaan (Dokpri)
Makan bersama dalam kesederhanaan (Dokpri)

Anak jaman now akan belajar nilai-nilai kehidupan melalui beberapa cara, pertama: belajar dengan cara melihat dan mendengar, kedua: belajar dengan cara mengalami dan berinteraksi secara langsung. Pendapat ini juga sejalan dengan proses belajar di lingkungan sekolah bahwa porsi ingatan paling besar pada anak-anak terbentuk dari perbuatan (60%). Mendengarkan hanya membentuk 30 % ingatan, sedangkan melihat hanya membentuk 40%.  Sedangkan hal yang paling bagus adalah gabungan dari ketiganya: mendengar, melihat, sekaligus melakukannya sendiri akan membentuk 90 % proses belajar anak.

Mengulik fakta tersebut, maka dalam proses pelaksanaan Kurikulum Merdeka di sekolah, dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), guru sebagai pendidik harus bisa memfasilitasi murid untuk bisa belajar secara mandiri, mencari dan menemukan ilmu pengetahuan melalui proses: mendengar, melihat, dan melakukan (praktek), sehingga peserta didik bisa mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Peran pendidik adalah sebagai fasilitator dalam belajar (memiliki kesempatan berbicara sekitar 20% dari alokasi waktu belajar), dan tugas peserta didik adalah belajar secara: aktif, mandiri, komunikatif, dan kolaboratif.

Maka menghadapi fenomena anak jaman now, diperlukan komunikasi dan kerjasama yang baik antara beberapa pihak. Secara khusus adalah peran dari orang tua dan guru sebagai pendidik di sekolah, antara lain:

  • Memahami pribadi anak dan proses perkembangannya
  • Menggunakan strategi pengasuhan yang positif
  • Membantu anak menjadi pribadi yang tangguh

Seorang anak bisa melalui tugas perkembangannya dengan bantuan orang-orang di sekitarnya. Sedangkan yang menjadi kebutuhan seorang anak (mulai bayi - remaja) adalah sebagai berikut:

  • Rasa aman, disayang dan diterima
  • Dukungan untuk keinginannya mandiri (hindari overproteksi dan kritik berlebihan, namun berikanlah pilihan)
  • Mengarahkan dengan lembut, menerapkan aturan secara konsisten dan dengan cara yang tenang
  • Dorongan untuk berusaha yang terbaik, sabar membimbing, memotivasi
  • Dukungan untuk eksplorasi dan menemukan identitas diri

Temu orang tua dan sekolah (Dokpri)
Temu orang tua dan sekolah (Dokpri)

Menghadapi berbagai fenomena dan tantangan dalam dunia pendidikan formal dan informal, maka perlu adanya beberapa strategi Positive Parenting. Pengasuhan yang sensitif terhadap kemampuan dan perkembangan anak dengan tidak menggunakan kekerasan, namun lebih mengarah kepada prinsip komunikasi dan problem solving.

Prinsip dan strategi Positive Parenting yang dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut:

  • Menyediakan lingkungan yang aman, dan mengajak anak terlibat aktif, memastikan bebas dari resiko bahaya, melaksanakan monitoring kegiatan anak, dan menjalin relasi positif (meluangkan waktu, kasih sayang, dan apresiasi).
  • Menyediakan lingkungan belajar yang positif. Mau mendegarkan, memberi tanggapan positif, diskusi, memberikan perhatian, saran.
  • Menjalankan disiplin yang asertif. Perlu membuat aturan yang jelas, berikan apresiasi, dan teladan.
  • Memiliki harapan realistis. Bahwa perkembangan setiap anak itu unik, karena mereka adalah pribadi yang unik (maka jangan membanding-bandingkan), cari kekuatan atau sisi positif anak.
  • Menjaga diri sebagai orangtua (self-care). Melakukan aktivitas yang disukai, jangan lupa berdoa dan bersyukur kepada Tuhan.
  • Kerjasama orang tua. Sebab sebagai orang tua pasti tidak sempurna, dan memiliki keterbatasan.

Kegiatan Parenting, saat temu orang tua dengan sekolah (Dokpri)
Kegiatan Parenting, saat temu orang tua dengan sekolah (Dokpri)

Penguatan Positif Bagi Warga Sekolah, Melalui Musik Jingle

Menghadapi fenomena anak jaman now (Gen Z dan generasi stroberi), sekolah sebagai rumah kedua bagi anak, dan sebagai patner bagi orang tua dalam proses mendidik anak secara utuh, dan agar memiliki keterampilan abad 21, harus bisa jeli dan kreatif dalam membuat kegiatan sebagai dukungan bagi proses perkembangan anak di sekolah.

Mengawali literasi saat ini, saya mengajak para pembaca, dan Kompasianer untuk menyimak pesan dari lirik lagu (jingle) berikut:

Berkumpul di bawah naungan Santo Mikael

Murid-murid penuh semangat

Belajar bersama, bertumbuh dalam iman

Menuju masa depan yang cemerlang

SMP Katolik Santo Mikael

Sekolah yang penuh kasih sayang

Tempat kami menimba ilmu dan iman

Bersama menuju cita-cita gemilang

Di bawah bimbingan para guru yang bijaksana

Kami dididik dengan penuh dedikasi

Belajar berprestasi, bermoral dan berkarakter

Menjadi insan yang berguna bagi bangsa

SMP Katolik Santo Mikael

Sekolah yang penuh kasih sayang

Tempat kami menimba ilmu dan iman

Bersama menuju cita-cita gemilang

Bersatu padu saling membantu

Semangat persudaraan yang terang

Menjalin persahabatan yang abadi

Membuat kenangan yang tak terlupakan

Tertarik untuk mendengarkan dalam versi lagu lengkap....? Silahkan untuk berkunjung ke: Video Tiktok Jingle SanMik 2024. Atau bisa berkunjung ke Video Instagram Jingle SanMik 2024 . Nah, bagaimana pendapat atau komentar terhadap video dan lirik dalam musik jingle tersebut...? Silahkan mampir ke kolom komentar.

 Mulai awal tahun pelajaran 2024 - 2025, beberapa jingle sudah kami lounching ke media sosial sekolah. Juga dipromosikan ke akun media sosial para guru, pegawai, OSIS, dan siswa. Sebagai sebuah motivasi, inspirasi, dan lebih spesifik lagi sebagai penguatan positif bagi seluruh warga sekolah (SMPK Santo Mikael - Surabaya). Sekolah yang seringkali diidentikkan dengan sekolah Laskar Pelangi.

Dalam beberapa komentar terhadap hampir 10 video jingle sekolah dalam berbagai versi musik yang menarik dan kekinian, yang merupakan perpaduan dari beberapa unsur, antara lain:

  • Lirik lagu
  • Jenis musik
  • Foto
  • Video

Terdapat apresiasi, komentar positif, dan rasa penasaran dari para Nitizen, yaitu komentar: keren, menyala kakak, luar biasa, kok bisa...ajarin caranya dong. Bahkan tidak sedikit yang penasaran bagaimana proses rekaman dan pembuatan jingle di sekolah kami (SMPK Santo Mikael - Surabaya). Kami bisa sedikit berbangga bahwa melalui metode musik jingle ini, adalah sebuah metode atau terobosan yang tergolong baru. Berkat kolaborasi dan kerjasama yang apik dari tim work sekolah yang hebat. Sehingga bisa menghasilkan beberapa video jingle sekolah, yang selain diposting di media sosial sekolah, juga akan selalu kami perdengarkan melalui radio sekolah saat jam istirahat, sebagai sebuah doa dan penguatan positif bagi seluruh warga sekolah.

Berikut beberapa video jingle SMPK Santo Mikael, dapat dilihat melalui link berikut:

Cukup sepuluh link dulu ya, kalau masih kurang silahkan kepoin sendiri akun sosial media sekolah kami.

Musik Jingle dipilih sebagai salah satu alternatif atau sarana penguatan positif bagi seluruh warga sekolah, demikian alasan dan ulasannya. Saat ini kita mengenal adanya generasi muda yang lahir antara tahun 1997-2012 (Gen Z). Gen Z adalah generasi yang tumbuh dan berkembang di tengah kemajuan teknologi yang pesat, sehingga memiliki cara berinteraksi dan berkomunikasi yang tentunya berbeda dengan generasi sebelumnya. Demikian juga dengan generasi stroberi, yang sudah penulis ulas dan ulik di awal artikel ini.

Perkembangan teknologi yang cepat, memengaruhi cara Gen Z dan generasi stroberi dalam berkomunikasi. Baik komunikasi dalam bentuk tulisan maupun lisan. Dalam era digital saat ini, pola interaksi antar individu telah berubah secara signifikan. Kita menghadapi Gen Z yang sangat terbiasa dalam menggunakan media sosial untuk berkomunikasi. Perlu diketahui bahwa Karakteristik dari Gen Z adalah: kreatif, inovatif, dan cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi. 

Nah, melalui media dan metode musik jingle ini, yang merupakan perpaduan dan kreativitas antara: lirik, musik, foto, dan video, yang dikemas demikian apik dan kekinian, maka diharapkan menjadi sebuah doa, harapan, dan tujuan kami bersama, sesuai dengan isi dari lirik lagu yang positif yang terdapat dalam musik jingle sekolah. Bagaimana.....menarik bukan? Meskipun hanya hal sederhana dari kami yang apa adanya. Dengan harapan bisa menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang positif di sekolah, bagi seluruh warga sekolah.

Seni Teras Pohon Juwet

Poster kegiatan (Dokpri)
Poster kegiatan (Dokpri)

Dalam usaha menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan positif, maka kami juga mengadakan kegiatan sederhana yang dilaksanakan setiap hari Jumat pagi. Kegiatan tersebut kami beri nama "SANMIK'S FRIDY TALENT SHOW". Show Your Talent's and Creations With Positive Things.

Alasan kegiatan tersebut kami beri istilah: seni teras pohon juwet, karena pagi hari di bawah pohon juwet tersebut adalah tempat yang paling nyaman, dan teduh untuk bisa melaksanakan kegiatan bersama dengan nuansa alam bebas, sambil menikmati desiran angin yang sejuk. Sebab kreatifitas itu sebenarnya tidak ada batas, tidak terhalang oleh ruang dan waktu.

Suasana Teras Pohon Juwet (Dokpri)
Suasana Teras Pohon Juwet (Dokpri)
Tidak terasa, sudah hampir satu tahun kegiatan Seni Teras Pohon Juwet terlaksana di sekolah kami, sebagai sebuah sarana dan ajang kreativitas talenta dan bakat bagi peserta didik. Adapun latar belakang diadakannya kegiatan tersebut adalah:
  • Sebagai sarana unjuk bakat dan talenta peserta didik
  • Sebagai sarana melatih mental dan sikap percaya diri
  • Sebagai sarana untuk latihan koordinasi dan jiwa kepemimpinan
  • Sebagai penguatan positif bagi peserta didik yang melakukan pelanggaran, yaitu dengan menampilkan bakat / talenta, sebagai sebuah konsekuensi dari pelanggaran yang dilakukan.
  • Sebagai latihan sikap konsekuen dan sportif: berani memperbaiki kesalahan
  • Sebagai sarana meningkatkan rasa kebersamaan, kekeluargaan seluruh warga sekolah
  • Sebagai sarana promosi sekolah
  • Sebagai sarana melatih sikap mau memberi pengakuan dan apresiasi bagi kemampuan orang lain
  • Sebagai sarana latihan menjadi MC / pembawa acara

Pada awal pelaksanaan kegiatan ini, memang perlu untuk memberikan motivasi dan memberikan keyakinan kepada peserta didik bahwa mereka bisa dan mampu untuk tampil. Maka disinilah diperlukan contoh dan teladan dari para guru untuk ikut serta ambil bagian, menampilkan bakat dan talentanya. sehingga bisa menjadi inspirasi bagi peserta didik untuk berani dan menampilkan bakatnya. Sehingga semboyan: Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani dapat sungguh terlaksana. Semboyan ini merupakan prinsip mendasar yang mengilhami pendekatan Ki Hadjar Dewantara terhadap pendidikan.

Semangat Para Talent's (Dokpri)
Semangat Para Talent's (Dokpri)

Setelah hampir satu tahun dilaksanakan, dampak positif yang muncul dapat disimak dalam video dan kesaksian peserta didik, melalui link video berikut ini:

Nah, melalui video di instagram berikut ini mungkin bisa memberikan gambaran secara utuh, keseruan "Seni Teras Pohon Juwet" di sekolah kami, sebagai sarana kreativitas bakat dan seni. Silahkan disimak sampai akhir ya.....

Salam kreativitas, salam tim work, salam semangat untuk menjalani tahun pelajaran 2024 - 2024.

Sidoarjo, 21 Juli 2024

Salam hormat,

Mr. aBc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun