Kisah cinta kemudian mulai berubah, berawal dari kakak kelas kuliah satu asrama yang minta tolong kepada saya untuk titip salam kepada seorang gadis manis (adik kelas kuliah). Kemudian salam tersebut saya sampaikan, tapi dengan sedikit modifikasi, salam tersebut berasal dari saya sendiri (maaf ya kakak kelas).
Singkat cerita, akhirnya sekitar bulan Februari tahun 2001, kemudian kami resmi berpacaran, setelah saya putus hubungan dengan pacar saya sewaktu SMA. Pada awalnya hubungan kami berjalan dengan baik, meskipun kami berbeda suku dan beda adat.
Namun benar bahwa cinta itu buta dan semua terasa indah. Tanpa terasa, enam tahun kami telah menjalani masa pacaran, bahkan sudah sempat untuk tunangan. Proses tunangan yang bisa dibilang mendadak karena permintaan dari orang tua, dan terpaksa disetujui oleh keluarga mantan.
Awalnya saya masih mengira bahwa beda suku tidak menjadi masalah, namun dugaan saya ternyata kurang tepat. Banyak hal dan peristiwa yang terjadi, namun kurang bisa saya tangkap sebagai sebuah isyarat. Pernah suatu kali terjadi peristiwa yang cukup berat untuk saya tanggung sendiri, bahkan mantan saya tersebut harus dijemput keluarganya untuk pulang sebentar ke daerah asalnya.
Saya pun juga memutuskan untuk pulang kampung sejenak, melepaskan beban pikiran. Sempat merasa takut untuk kembali ke tempat kuliah, memikirkan beban yang harus saya tanggung. Melanjutkan hubungan pacaran ada resikonya, putus juga beresiko (maju kena, mundur juga kena).
Sebagai laki-laki, saya harus berani mengambil resiko. Tujuan utama saya adalah menyelesaikan kuliah. Maka dengan penuh keyakinan, saya kembali ke kota Malang, dan tetap menjalin hubungan pacaran kembali.
Tahun 2005, saya akhirnya bisa lulus kuliah S1. Kemudian, berpindah ke kota Surabaya untuk bekerja. Mantan saya masih kuliah di semester akhir, di kampus yang sama. Kamipun menjalani LDR selama satu tahun, antara kota Malang dan Surabaya. Tahun 2006, mantan saya lulus kuliah, kemudian diterima kerja di kota yang sama, Surabaya. Tidak kalah seru kisah cerita selama menjalani LDR.
Tuduhan tidak setia, suka pada cewek lain, dicurigai, sudah menjadi biasa. Padahal saya tipe cowok yang setia....hahaha. Setelah menjalani masa tunangan selama 1 tahun, ternyata malah banyak godaan yang terjadi. Banyak peristiwa yang membuat saya, dia, kami lebih bisa berpikir dan berani mengambil sikap.
Tepat tanggal 10 November 2007, saya mengantarkan sang mantan ke bandara, untuk pulang ke kampung halamannya. Semula saya kira hanya untuk pulang sementara, namun dugaan saya salah. Sebelumnya, sang mantan juga berniat pulang kampung, namun niat itu urung, karena bimbang.
Dalam sebuah pergumulan batin, ketika mengikuti sebuah kegiatan rohani di luar kota, secara khusus saya berdoa dan memohon petunjuk dari Tuhan. Jawaban yang saya terima, bisikan petunjuk yang saya dengar dalam doa saya "sudahlah, ikhlaskan dan biarkan dia pergi".
Maka, 10 November 2007, menjadi moment yang cukup fenomenal bagi kami. Bersama dengan peringatan hari Pahlawan, kami maknai juga sebagai penguat kami. Sang mantan pulang kampung, dan saya masih bertahan sampai saat ini. Kami berdua menjadi pahlawan dalam kisah cinta yang kurang direstui oleh keluarga.