Pada akhirnya, saya bisa memaknai dan menjadikannya sebagai bekal kisah kehidupan, bahwa mereka berdua adalah dua gadis yang dipercayakan Tuhan untuk saya jaga sebaik mungkin, hingga tiba saatnya.
Hayo..., jangan dulu buru-buru membuat sebuah simpulan dari pernyataan di atas. Apalagi berprasangka yang iya-iya, menjustifikasi bahwa saya mendua dan membagi cinta. Jauhkan tuduhan tersebut, karena dulu saya adalah tipe cowok berzodiak Leo yang setia dan sabar (cie...cie..., suit...suit). Ikuti dulu kisah-kasih pengalaman indah saya menjaga jodoh orang, baru nanti sila membuat kesimpulan, saran, serta komentar.
Dahulu sekali, Adik cewek saya yang paling bungsu pernah berkata "Mas, kisah cintamu ini kalau dibuat tulisan pasti bagus dan panjang kisahnya."
Saya dengar sambil lalu waktu itu, karena biarlah itu menjadi kisah cinta dalam hati. Tidak perlu orang tahu, kebetulan juga waktu itu belum bisa menulis dan mengenal tempat yang pas untuk berbagi kisah, seperti saat ini.
Toxic relationship adalah hubungan yang tidak menyenangkan bagi diri sendiri atau orang lain. Hubungan ini juga akan membuat seseorang merasa lebih buruk. Juga bisa sebagai pertanda bahwa hubungan yang anda jalani bersama pasangan tidak berdampak baik bagi kebahagiaan dan kesehatan mental.
Toxic relationship adalah jenis hubungan asmara yang tidak sehat. Tidak sehat di sini berarti ada salah satu pihak yang lebih dirugikan; baik secara psikologis, emosional, bahkan hingga secara fisik dan materi.
Toxic relationship atau hubungan beracun adalah istilah untuk menggambarkan suatu hubungan tidak sehat yang dapat berdampak buruk bagi keadaan fisik maupun mental seseorang. Hubungan ini tidak hanya bisa terjadi pada sepasang kekasih, tapi juga dalam lingkungan teman dan bahkan keluarga.
Menjaga Jodoh Orang Jilid 1
Tepat 20 tahun lalu, pada tahun 2000, saya resmi lulus SMA. Lulus juga dari masa kisah kasih di sekolah. Singkat cerita, ketika duduk di kelas XI SMA, saya sudah mulai berani berpacaran secara resmi. Waktu itu kalau tidak salah saya berada di kelas XI IPS 2, SMA Negeri favorit di Lampung Tengah. Tapi, jika ditanya teman: kamu dulu waktu SMA jurusan apa?, saya jawab IPA dong...biar keren. Padahal maksud saya IPA adalah: Ilmu Pengetahuan Akuntansi.
Ketika duduk di bangku SMA kelas XI, ada teman cewek yang memberi perhatian lebih kepada saya. Tidak butuh waktu lama, kemudian kami pacaran sampai lulus SMA. Setelah lulus, jalan kami berbeda, saya harus berangkat ke Malang untuk melanjutkan pendidikan S1. Sedangkan mantan saya berangkat ke Jakarta untuk bekerja.
Itu tadi baru intro dari cerita saya...
Sekitar dua tahun pacaran dan satu tahun menjalani LDR, hubungan kami mulai berjalan tanpa kejelasan, karena faktor jarak dan sulitnya komunikasi. Kalau tidak salah waktu itu masih trend untuk berkirim surat cinta, dan telpon umum di wartel.