Ketika membuka akun FB saya menemukan sebuah diskusi yang menarik antara para anggota, senior maupun junior sebuah Kelompok Mahasiswa Pencinta Alam dengan nama Gemapala (Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam) WIGWAM. Fikiran saya melayang tatkala terngiang masa-masa aktif mengikuti organisasi ini disaat menuntut ilmu di kampus dahulu. Tahun 1990 bersama teman-teman yang lain satu angkatan saya masuk menjadi anggota organisasi mahasiswa tersebut dengan serangkaian mengikuti tahapan pendidikan dan pelatihan, baik materi tentang alam maupun materi tentang ketahanan fisik sampai menjelang akhir pendidikan dan pelatihan kami berkesempatan untuk dilatih oleh fihak Brimob Talang Kelapa Palembang.
Nah.. pada bagian inilah ternyata telah terjadi suatu diskusi menarik yang berujung pada perdebatan melalui akun media sosial facebook pada dunia maya yang tak nyata. Perdebatan ini terlihat seru karena antara senior dan junior masing-masing mengutarakan argumentasinya dan semakin menjadi debat kusir mengarah 'kepeperangan' dalam dunia medsos, karena dalam dunia yang tak nyata ini pula mungkin yang membuat seseorang berani berdebat sampai mengarah 'perang' karena tidak bertatapan langsung face to face atau atau mata ke mata (provokator nih.. heeh).
Dalam legenda Semitic, Lilith digambarkan memiliki kebiasaan untuk menggigit Adam dan meminum darahnya. Ia menolak untuk mematuhi Adam dan ingin untuk memiliki kuasa yang lebih. Dan puncak dari kekesalannya, Lilith menghujat Allah, dan kemudian terbang dan di buang ke padang pasir menjadi tempat tinggalnya. Lilith juga digambarkan sebagai ular bersayap dan burung hantu, yang membunuh bayi, dan juga menyiksa laki-laki yang tidur sendirian pada malam hari.
Burung hantu juga merupakan binatang peliharaan Dewi Athena dalam paganisme, merupakan simbol sihir karena melambangkan kemampuan melihat didalam kegelapan. Perhatikan bahwa simbol ini juga digunakan dalam film Harry Potter. Bahkan simbol burung Hantu ini membentuk denah Capitol Hill di Washington DC dan diselipkan disudut uang 1 Dollar Amerika, serta terdapat pula pada ornamen bangunan-bangunan di Broadway, gedung Woolworth di Manhattan, dan muncul pada film-film kartun Walt Disney contohnya adalah karakter “Scowl the Owl” pada film kartun serial Snow White – “Happily Ever After” atau pada film kartun “Bambi”. Akan tetapi beberapa orang justru menganggap burung Hantu sering diidentikkan sebagai simbol kebijaksanaan dan pengetahuan. Dan ini jelas adalah sebuah pengertian yang salah dan sudah dimanipulasi.
Menanggapi tautan tersebut...Gemapala Wigwam ini bergerak di bidang ke alaman, bukan ke agamaan...saya tau semua yg disini merupakan orang orang yg taat pada agama nya masing masing...maka dari itu jangan jadikan agama sebagai pemicu konflik disini... artikel yg di post diatas menurut saya seperti pemantik penyulut api, Apakah Islam di ajarkan untuk menghujat..? Wah kalau begitu lebih baik saya menjadi seorang agnostik. Saya bebas berpendapat disini selama saya anggota Wigwam. Dan saya juga termasuk anggota aktif saat ini, dan saya pikir hal ini menjadi gangguan yg cukup serius bagi pengurus saat ini. Saya harap bijak lah dalam berbuat dan berkata kata, jangan seperti datuk segala tau hhe kita berpijak di atas tanah Tuhan yg sama. Artikel tersebut juga buatan manusia kan dan di buat melalui pengamatan dari masa lampau, bukan wahyu dari Tuhan..? Makanya jangan sombong.
Komentar ini memantik reaksi keras dari sang peng-upload tautan, seperti ini :
SILAHKAN ANDA MENJADI AGNOSTIK ... ITU PILHAN ANDA.... JANGAN KARENA ALASAN SAYA... KARENA PILIHAN ITU SEPENUHNYA ADALAH PILIHAN ANDA YG AKAN DIPERTANGGUNGJAWABKAN DIAKHERAT........ JADI KALAU MAU JADI AGNOSTIK BUKAN KARENA ALASAN SESEORANG, TAPI HARUS TAHU APAKAH AGNOSTIK BENAR... ANDA HARUS BELAJAR BERFIKIR, BUKAN MEMBEO ATAU BERDASARKAN PERSEPSI ..........TIDAK ADA YG MELARANG...KALAU ANDA TIDAK SUKA DENGAN ARTIKEL ITU YA GAK USAH DIBACA...KALAU ANDA TIDAK SUKA DENGAN SAYA .........YA GAK USAH KOMEN KELAKUAN SAYA... TOH SAYA TIDAK MEMPERSOALKAN SIAPA ANDA DAN KELAKUAN ANDA YG SUDAH SEMPURNA MENURUT ANDA ITU.....!
SAYA TANTANG ANDA UNTUK BERARGUMEN TENTANG SUBSTANSI ARTIKEL BILA TIDAK SETUJU DENGAN SUBSTANSI ARTIKEL...JANGAN BERARGUMEN DENGAN AD HOMINEM....
Penjelasan Ad Hominem adalah ketika kita menimpakan kesalahan kepada orang lain atau benda, maka baru saja kita melakukan argumentum ad hominem. Sebuah perilaku yang menunjukkan kesalahan logika (logical fallacy) dimana kita menyerang pribadi seseorang atau sesuatu yang tidak ada hubungannya ketika kita menghadapi masalah. Misalnya, kita datang terlambat ke kantor kemudian kita menyalahkan traffic light yang berwarna merah sehingga menghalangi kita sampai di kantor tepat waktu. Atau ketika kita gagal ujian, kita salahkan hujan yang datang terus menerus. Gejala argumentum ad hominem seperti ini menghalangi kita untuk belajar jujur mencari sebab suatu masalah. Argumentum ad hominem adalah cara berdebat yang menyerang pribadi lawan debat secara langsung, bukan argumennya. Ad hominem adalah salah satu bentuk logical fallacy karena bisa menjebak perdebatan konstruktif menjadi debat kusir penuh retorika. Beberapa jenis kesesatan penalaran dipelajari sebagai lawan dari argumentasi logis. Teknik berargumen jenis ini bisa dilontarkan tampak sangat frontal ataupun disampaikan dengan bahasa yang sangat halus hingga tidak ada orang yang menyadarinya. Namun yang paling penting, logical fallacy menghasilkan sebuah kesimpulan yang sesat karena tidak disusun dengan logika yang benar. (akusukamenulis.wordpress.com)
Komentar lanjutan dari pemposting tautan : Kebenaran itu bukan datang dari usia yang tua... Fir'aun adalah jauh lebih tua dari nabi Musa a.s, bahkan bapak angkat nabi Musa a.s.... dan penguasa yg berjaya... apakah fir'aun benar...? tunjukan kesalahan artikel itu dengan argumentasi, jangan langsung tunjukkan senioritas...udah gak laku zaman ini...
Dibalas lagi dengan komentar :
Saya tidak menggunakan argumentum ad hominem, saya bicara belum melewati garis... Baiklah kalau begitu tentang artikel tersebut...disebutkan burung hantu tersebut menggambarkan perwujudan lilith, yg merupakan perlambangan dari arogansi seorang wanita. Tapi apakah Islam menceritakan tentang keberadaan lilith..? Apakah Islam mengenal burung hantu sebagai suatu pengibaratan khusus..? Menurut saya artikel tersebut sama saja seperti dongeng atau urban legend yg tidak terlalu penting untuk dibahas, masih seperti informasi simpang siur di blog-blog gombal. Dan juga tidak terlalu banyak informasi akan lilith ini, dan bisa disamakan dengan makhluk urban legend lain nya seperti kraken, zeus hades, shylpid dll.
Ada comment yang rada dingin, simak.. :
Apresiasi 4 jempol buat semua yg sudah tampil jempol & komen postingan ini..., karena berarti masih:
- punya rasa memiliki (tapi bukan barang pribadi ya..).
- punya keberanian (berani menyampaikan, diskusi, & masuk kedalam kondisi yg tidak nyaman...).
- mau memberikan pendidikan kepada para newcomers bahwa para senior adalah manusia biasa, yang pasti punya emosi, khilaf & salah.
Opini saya dari perdebatan seru sampai kusir dan ad hominem tersebut menyatakan bahwa tentang apakah artikel itu ditulis dengan data valid atau tidak valid hal ini bukan menjadi persoalan penting. Yang menjadi point penting ketika kita ternyata telah mengetahui selama ini bahwa Burung Hantu adalah sebuah burung dengan wajah seram dan menakutkan, aktivitasnya banyak dilakukan di malam hari, banyak mitos dan kepercayaan mistis tentang burung hantu ini yang dikaitkan masyarakat.
Dari kalimat ini saja sebenarnya sudah bisa kita ambil simpulan yang bijak dengan tanpa menghilangkan subtansinya bahwa burung hantu itu terkesan suatu simbol yang tidak tepat untuk dipakai. Dan kenapa baru sekarang perdebatan simbol ini muncul kepermukaan..? ini lebih dikarenakan multiplier effect dari suatu kemajuan tehnologi informasi (TI). Coba ketika masa-masa awal pembentukan organisasi ini TI telah mencapai kemajuan signifikan seperti saat ini, mungkin juga simbol ini sudah dibahas dan didebatkan sehingga akan diganti dengan suatu simbol yang melambangkan perdamaian hijau bak lingkungan hidup dan alam nan hijau. Ketika pada masa sekarang simbol ini menjadi suatu simbol yang tidak mereflesikan itu semua, maka tidak ada salahnya juga untuk dapat diganti, misalnya dengan simbol Burung Gurkha. Tetapi saya sedikit bingung juga dengan istilah Gurkha yang setahu saya itu adalah sebutan untuk Tentara India pada masa perang melawan kolonial Belanda dahulu (betul gak..?). Hal ini tentunya menjadi suatu yang naif jika menggunakan istilah Gurkha.
Perombakan simbol organisasi adalah bukan suatu yang sakral seperti merombak kitab suci. Ketika zaman sudah berubah dengan iringan kemajujan TI saat ini tidak ada salahnya untuk dirobah simbol Burung Hantu tersebut. Perobahan ini bisa juga dibuatkan sejenis sayembara dengan menggandeng fihak sponsorship sehingga disamping mendapatkan desain simbol atau logo yang keren dan bermakna perdamaian nan hijau juga berakibat multiplier effect bagi pengurus organisasi ini periode sekarang, minimal bisa menyisihkan pendanaan dari sponsorship untuk operasional kegiatan organisasi ke depan.
Akhirnya, diskusi, perdebatan dan argumen ad hominem dari suatu simbol organisasi pencinta alam fakultas ini, jangan pula lantas disalah artikan sebagai suatu bentuk superioritas dari kesenioran yang arogan dengan memaksakan kehendak. Subtansi dari diskusi dan debat itu menunjukkan bahwa simbol yang selama ini digunakan ternyata belum tepat jika tidak mau dikatakan salah. Subtansi yang menunjukkan bahwa Burung Hantu bukanlah suatu simbol yang membawa perdamaian bagi suatu organisasi pencinta alam, dimana si pencinta alam tentu akan mencintai alam lingkungan ini dengan menyukai sesuatu yang indah, rapi dan bersih serta tenang dan damai, bukannya cinta dan menyukai sesuatu yang seram dan menakutkan lagi penuh mistis nan mitos, atau bukannya mencintai dan menyukai sesuatu alam yang porak poranda berantakan dengan berserakan sampah dimana-mana, atau bukannya mencintai dan menyukai lereng pegunungan yang gundul karena illegal loging, atau bukannya mencintai dan menyukai kabut asap yang menyesakkan dada dan pernafasan karena terbakar atau dibakarnya hutan oleh oknum YTB (yang tidak bertanggungjawab) dan yang lebih khusus lagi bukannya mencintai dan menyukai seorang wanita yang berkuasa penuh kepada suaminya sehingga menciptakan grup ISTI (Ikatan Suami2 Takut Istri), he..he.. yang ini tidak ada hubungannya ya..!?
Salam Lestari (GW.90-220).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H