Ia beranggapan bahwa masalah kebenaran, tentang asal/tujuan dan hakikat bagi orang Amerika terlalu teoritis. Kebenaran ialah hasil-hasil yang konkrit. Dengan demikian, untuk mengetahui kebenaran dari ide atau konsep haruslah diselidiki konsekuensi praktisnya.
William James mengatakan bahwa secara ringkas pragmatisme adalah realitas sebagaimana yang kita ketahui. Untuk mengukur kebenaran suatu konsep seseorang harus mempertimbangkan apa konsekuensi logis penerapan konsep tersebut.Â
d. Richard Rorty (1931-2007)
Richard Rorty adalah penerus tradisi pragmatisme Amerika. Ia dianggap sebagai pendiri Neo-Pragmatisme, yang mana pandangannya sesuai dengan isu postmodernisme, karena Rorty mengajak untuk selalu membuka diri dan memperbaharui diri melalui dialog yang dilakukan secara terus-menerus dari pada mempertahankan status quo dan merasa puas terhadap hasil-hasil yang telah dicapai.Â
Menurut Rorty, kebenaran tidak terpisah dari manusia seperti matahari yang menyinari manusia agar manusia tidak tertipu oleh bayang-bayang duniawi. Kebenaran bukanlah hasil penemuan refleksi tentang pengetahuan yang tetap, tetapi diciptakan melalui penggunaan dan pemahaman bahasa bersama. Bagi Rorty, pembuktian kebenaran tentang apa yang benar mengenai gambaran dunia adalah berasal dari percakapan dan tindakan konkret antar manusia.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI