Oleh: Arfiani Yulianti Fiyul
Pada saat penulis membaca Alquran, bacaan penulis jatuh pada halaman tentang "special for Muslimah", menarik bagi penulis untuk mengulik lebih jauh tentang yang akan disampaikan oleh penulis kali ini, yaitu "Ketentuan Haji bagi Wanita". Namun karena penulis bukan lah seorang Ustazah, jadi penejelasan penulis jauh dari sempurna. Â Mohon di maafkan sebelumnya.
Haji, salah satu rukun Islam yang penting, merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu, termasuk wanita.
Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan  ketentuan haji bagi wanita, serta aspek-aspek khusus yang perlu diperhatikan dalam menjalankan ibadah haji bagi Wanita.
Ketentuan haji bagi wanita dalam agama Islam adalah sama dengan ketentuan haji bagi pria, tetapi ada beberapa perbedaan dan peraturan yang harus diperhatikan.
Berikut adalah beberapa ketentuan haji bagi wanita
Pertama, Wajib Bagi yang Mampu
Haji adalah salah satu dari lima rukun Islam, dan itu adalah kewajiban bagi setiap muslim yang mampu, termasuk wanita. Kepunyaan yang dimaksud adalah kemampuan finansial dan fisik untuk menunaikan ibadah haji.
Kedua, Mahram
Wanita yang ingin menunaikan ibadah haji harus melakukan perjalanan haji bersama seorang mahram. Mahram adalah seorang laki-laki yang diharamkan menikah dengan wanita tersebut, seperti suami, ayah, saudara laki-laki, atau anak laki-laki. Ini bertujuan untuk melindungi wanita dari potensi bahaya atau kesulitan selama perjalanan.
Ketiga, Berpakaian dan Perhiasan
Selama haji, wanita harus mengenakan pakaian ihram yang terdiri dari dua lembar kain putih tanpa jahitan. Mereka juga dilarang mengenakan perhiasan atau wewangian.
Keempat, Haid dan Nifas
Wanita yang sedang mengalami haid atau nifas (haid pasca-melahirkan) tidak diperkenankan untuk menjalani tindakan ibadah haji, termasuk thawaf (mengelilingi Ka'bah) dan sai (lari-lari kecil antara Bukit Shafa dan Marwah). Setelah masa haid atau nifas berakhir, mereka harus mandi besar (mandi junub) sebelum melanjutkan ibadah.
Kelima, Kesabaran dan Ikhlas
Seperti dalam ibadah lainnya, niat dan ikhlas (kehendak tulus kepada Allah) sangat penting dalam menjalankan ibadah haji. Wanita harus menjalankan ibadah haji dengan hati yang bersih dan kesabaran dalam menghadapi segala macam kendala yang mungkin muncul selama perjalanan.
Keenam, Kebersihan dan Kepatuhan
Selama haji, wanita harus menjaga kebersihan pribadi mereka dan mematuhi peraturan yang berlaku, seperti menghindari kerumunan dan mencegah kontak fisik yang tidak sah dengan laki-laki yang bukan mahram.
Ketujuh, Doa dan Ibadah
Selama haji, wanita harus menjalankan semua rukun haji, termasuk thawaf, sai, dan lempar jumrah (melempar batu di tiga patung setan). Mereka juga harus melakukan doa-doa dan dzikir yang sesuai selama ibadah tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa ketentuan haji bagi wanita dapat berubah sesuai dengan interpretasi dan praktik yang berbeda dalam berbagai mazhab Islam.
Oleh karena itu, wanita yang berencana untuk menunaikan haji sebaiknya berkonsultasi dengan seorang ulama atau otoritas agama Islam yang terpercaya untuk mendapatkan panduan yang sesuai dengan mazhab dan praktik mereka.
Sebagai salah satu pilar penting dalam ajaran Islam, haji bagi wanita memiliki peraturan dan tata cara khusus yang harus diikuti.
Semoga tulisan ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tata cara haji bagi wanita dan mampu memberikan inspirasi untuk menjalankan ibadah haji dengan penuh keimanan dan kesungguhan, serta menjadikan setiap langkah di Tanah Suci sebagai momen spiritual yang mendalam.
Semoga bermanfaat....
Cimahi, 27 Oktober 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H