Pendidikan inklusif adalah pendekatan  yang mendasarkan pada prinsip bahwa setiap individu, termasuk mereka  yang memiliki kebutuhan khusus atau berkebutuhankhusus, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Pendidikan inklusif merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk negara kita saat ini, karena sekarang ini indonesia mempunyai tujuan untuk mencapai generasi emas pada tahun 2045.
Husnul Chotimah Kepala Pendidikan Inklusi Cikal mengatakan bahwa Pendidikan inklusif merupakan upaya yang harus diterapkan di seluruh sekolah saat ini, agar anak yang mempunyai kebutuhan khusus bisa bersekolah dimana saja tanpa rasa takut dan cemas karena dianggap berbeda.
"Bhinneka Tunggal Ika" adalah semboyan bangsa Indonesia. Lambang burung Garuda Pancasila, simbol Negara Indonesia, mengandung semboyan tersebut. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kata Bhinna dan Ika. Jika disalin secara keseluruhan, kalimat "keragaman dalam persatuan  dan  persatuan  dalam  keragaman"  memiliki  arti  yang  berisi  gambaran  semangat persatuan.
melalui  pendidikan  inklusi,  anak-anak  dengan  kebutuhan  khusus  memiliki kesempatan  untuk  berinteraksi  dengan  teman  sebaya  yang  memiliki  perkembangan normal. Hal ini memberikan kesempatan bagi mereka untuk belajar melalui pengamatan dan interaksi sosial dengan teman sebaya yang dapat berperan sebagai role model. Mereka dapat  belajar  dari  teman-teman  mereka  dan  meningkatkan  keterampilan  sosial, kemampuan berkomunikasi, dan pengembangan hubungan sosial.
Bhineka Tunggal Ika serta pendidikan inklusi menekankan nilai non-diskriminasi dan kesetaraan.  Bhineka  Tunggal  Ika  mengajarkan  kita  untuk  menghormati  dan  menghargai perbedaan  karena  Bhineka  Tunggal  Ika  mengakui  bahwa  semua  orang  memiliki  hak  dan kewajiban yang  sama.  Pendidikan  inklusi  mewujudkannya  dengan  memberikan  kesempatan belajar yang sama bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang atau kemampuan mereka.
Oleh karena itu pendidikan inklusif sangat penting, adapun manfaat pendidkan inklusif bagi siswa untuk meningkatkan rasa bhineka tunggal ika:
  1. Nilai oleransi
    Pendidikan inklusif  memungkinkan  anak-anak  untuk  belajar  dan  berinteraksi  dengan teman-teman dari berbagai latar             belakang, yang membantu mereka membangun toleransi dan pemahaman satu sama lain. Baik Bhineka Tunggal Ika maupun           pendidikan inklusif mendorong persatuan  bangsa  dengan  mendorong  kesetaraan,  non-diskriminasi,  toleransi,  dan  saling         menghormati. Ketika  semua  anak  merasa  diterima  dan  dihargai  di  sekolah,  mereka  akan tumbuh menjadi orang yang             menghargai perbedaan dan siap membantu kemajuan bangsa.
  2. Nilai Keadilan
    Pendidikan inklusif ingin pendidikan untuk semua orang, tanpa terkecuali. Tidak melihat dari latar belakang sosial dan ekonomi,      ras, suku, agama, kemampuan intelektual, fisik dan, mental. Semua berkesempatan sama di mata pendidikan inklusi. Kesempatan     yang sama ini adalah perwujudan dari nilai keadilan.
  3. Nilai Gotong Royong
    Secara umum, gotong royong mengandung substansi nilai-nilai ketuhanan, kekeluargaan, musyawarah dan mufakat, keadilan        dan toleransi (peri kemanusiaan) yang merupakan basis pandangan hidup atau sebagai landasan filsafat bangsa Indonesia. Semua     pekerjaan sehari-hari yang ringan dan mudah ini bisa membangung kesadaran siswa tentang betapa pentingnya hubungan dan       kerjasama antar siswa dan warga sekolah lainnya.
 4. Nilai Kerukunan
    Nilai kerukunan pada pendidikan inklusif sama halnya dengan nilai kerukunan yang dianutkan secara umum, perbedaannya           terletak pada lingkungan pendidikan dan tidak, dan nilai kerukunan sendiri mengalami penyesuaian pada lingkungan pendidikan.     kita bisa melihat dari sekolah-sekolah inklusif yang menerima keberagaman agama yang hadir.
keberagaman adalah aset yang berharga bagi pendidikan. Dengan menghargai dan merayakan perbedaan, sekolah dapat membantu  siswa  untuk  belajar  tentang  satu  sama  lain  dan  mengembangkan  rasa  saling menghormati. Kerangka Bhineka Tunggal Ika, yang berarti "Berbeda-beda Tapi Satu", dapat menjadi panduan untuk menciptakan lingkungan belajar  yang inklusif di SD. Prinsip-prinsip Bhineka  Tunggal  Ika,  seperti  kesatuan,  toleransi,  dan  saling  menghormati,  dapat  diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sekolah, termasuk kurikulum, pengajaran, dan penilaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H