3. Nilai Gotong Royong
    Secara umum, gotong royong mengandung substansi nilai-nilai ketuhanan, kekeluargaan, musyawarah dan mufakat, keadilan        dan toleransi (peri kemanusiaan) yang merupakan basis pandangan hidup atau sebagai landasan filsafat bangsa Indonesia. Semua     pekerjaan sehari-hari yang ringan dan mudah ini bisa membangung kesadaran siswa tentang betapa pentingnya hubungan dan       kerjasama antar siswa dan warga sekolah lainnya.
 4. Nilai Kerukunan
    Nilai kerukunan pada pendidikan inklusif sama halnya dengan nilai kerukunan yang dianutkan secara umum, perbedaannya           terletak pada lingkungan pendidikan dan tidak, dan nilai kerukunan sendiri mengalami penyesuaian pada lingkungan pendidikan.     kita bisa melihat dari sekolah-sekolah inklusif yang menerima keberagaman agama yang hadir.
keberagaman adalah aset yang berharga bagi pendidikan. Dengan menghargai dan merayakan perbedaan, sekolah dapat membantu  siswa  untuk  belajar  tentang  satu  sama  lain  dan  mengembangkan  rasa  saling menghormati. Kerangka Bhineka Tunggal Ika, yang berarti "Berbeda-beda Tapi Satu", dapat menjadi panduan untuk menciptakan lingkungan belajar  yang inklusif di SD. Prinsip-prinsip Bhineka  Tunggal  Ika,  seperti  kesatuan,  toleransi,  dan  saling  menghormati,  dapat  diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sekolah, termasuk kurikulum, pengajaran, dan penilaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H