Mohon tunggu...
Arfan Wiantara
Arfan Wiantara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A casual football enjoyer whose learning all about football journalism.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Wout Weghorst: Cultural Hero Setan Merah (?)

15 Desember 2023   04:09 Diperbarui: 15 Desember 2023   04:41 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manchester United memiliki sejarah panjang dengan penyerang yang berkualitas. Di era 90-an, Setan Merah diberkahi dengan penyerang brilian seperti Eric Cantona, Andy Cole, dan Mark Hughes. 

Memasuki era modern, kita menyaksikan bagaimana Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, Ruud van Nistelrooy, dan Carlos Tevez menebar rasa takut kepada pemain bertahan oposisi. 

Menuju ke titik jatuhnya Manchester United, Manchester United memiliki komposisi skuad yang memanjakan Robin van Persie sebagai salah satu pemain generasional terakhir.

Pertandingan kontra Liverpool pada matchweek ke-25 musim 23/24 menjadi kekalahan terbesar dan terpahit yang pernah dialami Manchester United. Bertamu ke Anfield, Liverpool tak hanya mematahkan rekor tanpa kekalahan Manchester United selama sebelas pertandingan berturut-turut, The Red Devils juga dipermalukan dengan skor 7-0. 

Kekalahan telak ini akan terus menghantui pecinta Tim merah Manchester, tak peduli berapa banyak piala yang akan Manchester United bawa ke Old Trafford di musim-musim berikutnya. 

Wout Weghorst, yang saat itu dipinjam dari Burnley FC, sebagai satu-satunya striker yang dapat diturunkan ke lapangan saat ini mendapatkan cibiran dari salah satu legenda Manchester United, Paul Scholes.

"Dia berada di tim untuk menjadi pemain bertahan. Kita sedang membicarakan pemain no.10 atau penyerang Manchester United. Dia berlarian dan mengoceh dan semua orang menyukai bermain dengannya karena itu," ujar Scholes.

"Tapi dari segi kualitas, kau harus memiliki kualitas tersendiri untuk bermain untuk Manchester United, dan hal itu tidak ada di dalam dirinya."

Wajar, raksasa asal Belanda tersebut tercatat hanya mencetak 2 gol dan memberikan 3 asis selama 25 pertandingan bersama setan merah. Hal itupun juga difaktori oleh penempatannya pada posisi yang terus berganti. 

Sebagai seorang striker, persentasi jumlah gol dan asis yang ia hasilkan memanglah angka yang sangat kecil. Namun, seorang striker juga tidak dapat dilihat dari jumlah gol yang ia torehkan saja. Lalu, apakah Weghorst tidak memiliki dampak selama menjadi tumpuan Manchester United di lini depan?

Penyerang Bertahan

Weghorst memang direkrut oleh Erik Ten Hag setelah kekosongan yang disebabkan oleh pemecatan Cristiano Ronaldo dan Anthony Martial yang kerap dilanda cedera. 

Pada paruh musim pertama 2022/23 bersama Besiktas, ia pun juga memiliki angka produktivitas yang impresif, 8 gol dan 4 asis dari 16 pertandingan di liga. Saat ia membela Timnas Belanda di Piala Dunia sebelumnya, ia juga berhasil membuahkan 2 gol dari 4 pertandingan.

Selama ia membela Red Devils hingga saat ini, angkanya berbanding terbalik. Namun, perannya dalam pertahanan justru menjadi titik sinar di redupnya produktivitas Weghorst di Manchester United. 

Hingga pertandingan kontra Liverpool yang memukul keras Manchester United, ia mencatat 0,9 tackle dan 1 intercept per 90 menit. Ia juga tercatat melakukan pressing sebesar 33,2% per 90 menit sejak kedatangannya di Inggris.

Sepakbola Inggris Menuntut Permainan yang Cepat

Dengan tinggi 198 centimeter, tak heran bila Weghorst tidak memiliki kecepatan dalam berlari. Terlebih di ranah Inggris, pertandingan sepakbola memiliki tempo yang lebih cepat dan pemain dituntut untuk memiliki fisik yang optimal. 

Hal ini juga tidak membantu Weghorst di Manchester United yang lebih sering mengandalkan serangan balik cepat. Alhasil, Weghorst yang lebih sering diimplementasikan sebagai pemain no.10 lebih jarang bermain di dalam kotak pinalti, terlihat jelas dari heat map-nya dimana ia lebih sering berada di sisi kiri lapangan, atau di posisi yang seharusnya diisi oleh no.10.

Manfaatkan Kekurangan yang Dimiliki

Erik Ten Hag selaku pelatih pun juga menemukan cara memanfaatkan fisik Weghorst. Tubuhnya yang tinggi dapat membantu ketika Manchester United perlu memenangkan duel udara. Dengan kecepatannya yang minim juga, ia diinstruksi untuk menjadi pemantul dan memberikan umpan-umpan berbahaya untuk pemain di sekitarnya. Salah satu contohnya ialah gol Alejandro Garnacho kontra Leeds United yang berakhir 2-0 bagi Manchester United.

Dengan Weghorst yang lebih bermain ke belakang, ia membuka ruang terbuka bagi pemain disekitarnya untuk dieksploitasikan. Marcus Rashford yang sedang dalam performa terbaiknya menjadi eksekutor bagi Manchester United untuk membuahkan gol. 

Sejak kedatangan Weghorst ke sisi merah Manchester, Weghorst membuka ruang bagi Rashford untuk bersinar hingga menjadi top skorer bagi Manchester United di musim itu. Pada gol Rashford di putaran final Carabao Cup sebelumnya juga, Weghorst berperan dalam terciptanya gol tersebut dengan memberi asis.

Apakah Weghorst Tidak Diperlukan?

Pertanyaan ini mungkin memiliki jawaban yang jelas bila memang dibandingkan dengan statistiknya sebagai seorang penyerang. Namun, melihat peran yang ia mainkan di tim dan dinamisme yang ia berikan kepada timnya juga dapat menjadi pertimbangan. 

Penyerang asal Belanda ini hanya direkrut dengan status pinjaman, sehingga Erik Ten Hag juga perlu melakukan banyak perhitungan bila ia memang perlu dipermanenkan. Selain itu, Manchester United juga perlu mempertimbangkan apa yang mereka cari dari seorang striker.

Manchester United saat ini juga sedang mencari penyerang yang dapat direkrut untuk meningkatkan kualitas tim. Melihat perannya dan statistiknya sebagai seorang penyerang, Wout Weghorst tidak dapat menjadi tumpuan akhir serangan bagi Manchester United bila mereka menuntut striker untuk menciptakan gol. 

Namun, Wout Weghorst dapat menjadi pemain yang bisa diandalkan sebagai squad-player atau pemain pelapis untuk memberi dukungan di dalam lapangan ketika dibutuhkan.

Mengapa Weghorst Tetap Dicintai oleh Sejumlah Penggemar Manchester United?

Pemain seperti Weghorst bukanlah pemain pertama yang bisa mengambil hati penggemar Manchester United meski tidak memiliki record yang produktif dalam gol dan asis. 

Sebelumnya, kita mengenal pemain asal Uruguay, Diego Forlan yang memiliki kisah yang serupa. Akan tetapi, Forlan berhasil menciptakan momen-momen indah dan hingga saat ini, penggemar Manchester United masih mengelu-elukan namanya dengan nyanyian yang sering dikumandangkan ketika Manchester United berlaga.

Wout Weghorst dan Diego Forlan tentu tidak dapat disamakan mengingat bagaimana Forlan bisa menjadi salah satu penyerang terbaik di generasinya usai hengkang dari Old Trafford. 

Weghorst memang tidak memiliki kapabilitas untuk menjadi penyerang kelas dunia seperti figure-figur yang Manchester United miliki sebelumnya. Akan tetapi, para penggemar dapat melihat semangatnya selama ia memijakkan kaki di lapangan. 

Meski tidak dapat menjadi tumpuan akhir, Wout Weghorst selalu memberikan segalanya bagi tim yang ia bela. Rasa cinta yang ia miliki begitu besar terhadap sepakbola dan sebagian besar fans dapat menghargai seluruh perjuangannya sementara pihak oposisi menjatuhkan namanya dengan menunjukkan catatan gol dan asisnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun