5. Kurangnya tenaga pelatih putri.
Berangkat dari kondisi tersebut, Blispi mencoba terobosan melalui sinergi dengan para pelatih sepakbola putri dan komunitas sepak bola putri dan melibatkan pengurus Blispi di 34 provinsi di Indonesia.
"Ini kami lakukan untuk menarik minat para anak-anak putri menekuni sepak bola," ujarnya.
"Hasilnya, alhamdulillah pada tahun 2022 seiring dengan berkembangnya jumlah pemain putri kami pun menggelar turnamen sepak bola putri U-12 dan U-15. Pesertanya sangat antuasias," imbuhnya.
Subagja bersyukur berkat konsistensi Blispi melaksanakan pembinaan sepak bola usia dini dan usia muda di kelompok putri akhirnya bisa hadir dalam Turnamen Piala Global Wanita UYC ke-2 U-12 Grup Dunia 2024 atas undangan Kantor Perdagangan Kabupaten Dingnan, Provinsi JiangXi, China.
"Ini adalah sejarah dan kehormatan buat Blispi," tandasnya.
"Turnamen ini telah membawa manfaat positif membuat anak-anak putri Indonesia semakin bersemangat menekuni sepak bola," tambahnya.
Subagja berharap turnamen Turnamen Piala Global Wanita UYC ke-2 U-12 Grup Dunia bisa berlanjut.
"Agar anak-anak.Indonealsia bisa tampil kembali dalam turnamen ini. Nanti saat kita pulang ke indonesia kita akan menceritakan dan melaporkan kepada pemerintah dan PSSI tentang penyelenggaraan event ini yang sangat luar biasa. Sehingga anak anak putri tetap eksis sebagai pemain sepakbola," kata Subagja.
"Mohon bantuan dan dukungan untuk anak anak indonesia dari bapak-ibu sekalian yang hadir pada pertemuan hari ini. Terimakasih," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H