Masyarakat setempat juga menyediakan tempat untuk saya melaksanakan ibadah wajib 5 waktu. Bahkan, mereka juga siap dan selalu mengantarkan saya saat menunaikan ibadah sholat Jumat.
Sikap dan sifat toleransi yang sudah melekat dalam hati, bukan di dapatkan dari pendidikan bangku sekolah. Melainkan mematuhi hukum dan ajaran adat istiadat.
Menjaga Kentalnya Budaya dan Adat-istiadat
Papua dikenal sebagai provinsi yang masih kental dengan budaya adat istiadatnya. Bahkan, mereka lebih mengedepankan ajaran dan aturan adat dibandingkan dengan aturan masyarakat pada umumnya.
Kurangnya support pendidikan tak menjadi sebuah kendala besar bagi masyarakat setempat. Padahal yang kita tahu pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk masa depan generasi berikutnya.
Selain itu, cara bertahan hidup yang dilakukan oleh masyarakat setempat juga menjadi suatu hal yang sangat jauh berbeda dari masyarakat yang tinggal di kota pada umumnya.
Tidak selalu bahan pokok yang mereka butuhkan bakal ready di pasar. Oleh karena itu, mereka harus selalu siap untuk berburu dan berternak babi agar jauh dari kata lapar..
Tak hanya itu saja, mental dan fisik anak-anak disana juga sudah terbentuk dengan sendirinya sejak masih kecil, lewat berbagai proses kerasnya cobaan dalam bertahan hidup.
Suku Dani juga merupakan salah satu suku paling populer dan terbesar di Papua yang masih memilih tinggal di rumah adat yang diberi nama Honai dan ada juga yang tinggal di sebuah rumah pohon.
Suku Dani juga masih menjalani tradisi memotong jari tangan atau daun telinga jika ada salah satu keluarganya yang meninggal karena terbunuh atau kecelakaan.
Hal itu dilakukan sebagai simbol kesedihan dari tradisi adat masyarakat suku Dani bahwa keluarga adalah sesuatu yang tidak dapat digantikan.