Niki berkata, “Lu bodoh banget, Clar. Gue gapapa, udah turunin gue.”
Clara segera menurunkan Niki dan bertanya dengan nada khawatir, “Lu beneran gapapa?”
“Gue hampir mati pas lagi akting. Lu lupa gue udah operasi?” Niki membuat Clara kesal.
“Apa-apaan! Lu ngapain kayak gini, bikin gue takut aja. Ntar malah gue yang serangan jantung.” Jawab Clara.
“Lu bakal biarin Ray pergi? Dia udah di stasiun mau ke Jakarta biar bisa berangkat ke Tokyo. Nathan udah nungguin di luar. Udah pergi sana. Setidaknya lu harus say goodbye dulu ke dia.” Perintah Niki.
Saat sampai di luar, Nathan berkata ke Clara, “Gue kira gue main character di sini. Ternyata Cuma jadi supir. Lu harus balas budi ke gue nanti. Nih, pake helmnya.” Perintah Nathan.
---
Sesampainya di stasiun, Clara segera mencari Ray dan akhirnya menemuinya.
“Ray! Maaf, gue ga pernah nurutin janji gue sama lu. Pas lu bilang lu mau pergi ke Tokyo, gue sebenernya sedih banget, maaf karena gue pura-pura bilang kalo gue gapapa. Maaf karena gue bohong gue ngga suka sama lu. Maaf Ray.” Clara menangis sangat deras.
Ray yang terharu melihat Clara memberikan sapu tangannya dan mengelap air mata yang terus menetes di pip Clara. Dia pun tertawa. Clara bingung, “Kenapa lu ketawa?” “Lu kan tinggal bilang kalo lu suka sama gue.” Jawab Ray. “Gue ga bisa ngomong itu, ini kan tempat umum, malu banget.” Kata Clara, masih sambil menangis.
“Gue seneng banget selama gue bareng lu. Gue suka sama lu, Clara!” Teriak Ray. “Gue juga suka sama lu, Ray.” Kata Clara yang suaranya kalah dengan suara kereta api yang baru saja datang. “Apa? Gue ngga bisa denger.” Kata Ray, walau dia tahu apa yang dikatakan Clara.
Clara lalu berteriak, “Gue juga suka sama lu! Gue suka banget sama lu!” Ray lalu memeluk Clara. “Tungguin aku ya, aku pasti balik kok. Aku harus berangkat sekarang. Jangan nangis dong. Jaga diri ya, Clar.” Kalimat yang justru membuat Clara semakin menangis deras. Begitulah perpisahan mereka.
---
Ray dan Clara masih mengirimkan email satu sama lain. Bahkan setelah melewati tahun 2000, yang dikira akan kiamat. Clara lalu lulus SMA dan diterima di kuliah pilihan pertamanya. Tetapi, Ray tidak kunjung juga mengirimkan email balik. Tahun demi tahun berlalu. Clara tetap menunggu kedatangan Ray yang tak kunjung terlihat juga. Semua nomor Ray sudah tidak aktif. Begitu pula emailnya yang sudah terhapus karena tak kunjung dipakai juga.
12 tahun berlalu. Clara sudah menjalani hidupnya sendiri, tanpa Ray. Suatu hari, dia mendapat undangan untuk mengunjungi sebuah art exhibition. Dia tertarik dan akhirnya mengunjungi pameran sini itu. Dia melihat berbagai barang antik yang cukup familier. Lalu dia melihat video bertuliskan
1984-2002
Pameran ini dibuat untuk mengenang kepergian Ray Adiputera.