Untuk di modul 1.4 tentang budaya positif, materi di modul 3.1 ini bermanfaat dalam memutuskan tindakan-tindakan yang tepat dalam mempraktikkan budaya positif di kelas. Misalnya dalam pemahaman nilai-nilai kebajikan, kesepakatan kelas, disiplin positif, upaya restitusi, dan syukur-syukur keteladanan guru dalam pengambilan keputusan ini bisa menjadi bagi bagian dari dunia berkualitasnya siswa di sekolah.
Koneksi modul 3.1 dengan modul 2.1 dan 2.2, yaitu tentang pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional (PSE), yakni terdapat pada ketepatan guru dalam memutuskan pembelajaran-pembelajaran yang dilakukan. Misalnya menetapkan konten, proses dan produk penugasan yang disesuaikan dengan kondisi siswa (kebutuhan, gaya belajar, dan minat belajar). Melakukan pembelajaran yang sesuai dengan asesmen formatif dan observasi awal guru sebelum pembelajaran dilakukan. Selanjutnya, memutuskan agar produk penugasan untuk siswa disesuaikan dengan kebutuhan siswa, serta juga memutuskan untuk memasukkan unsur PSE sebagai bagian dari kemenarikan dan kebermaknaan pembelajaran agar mindfulness (kehadiran penuh) bagi para peserta didik.
Koneksi pada modul 2.3 tentang coaching dengan modul 3.1 ini bermanfaat agar praktik coaching bisa menjadi wawasan baru bagi coach terkait problematika yang dihadapi coachee. Hal ini juga bisa bermanfaat terbalik, atau bermanfaat bagi coachee itu pula, yaitu beberapa keputusan dan pengalaman coach dalam berbagai dilema etika, hal ini bisa membuat pertanyaan-pertanyaan pada proses coaching dari coach lebih berbobot, karena kasus-kasus yang dialami coachee telah dialami oleh coach sebelumnya. Sehingga coach akan memutuskan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan ini akan membuat keputusan yang dibuat oleh coachee menjadi lebih berkualias dan solutif.
Sejauh mana pemahaman tentang konsep-konsep yang telah dipelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang di luar dugaan?
Dilema etika dan bujukan moral adalah gejala-gejala sosial yang pasti terjadi di satuan pendidikan. Dilema etika itu sendiri terjadi ketika ada regulasi yang berbenturan dengan nilai-nilai kebajikan/ kemanusiaan, sehingga ada deskripsi pola benar vs benar dalam situasi tsb. Untuk bujukan moral, ini terjadi ketika ada suatu situasi yang berbenturan dengan regulasi, namun ada opsi-opsi tindakan yang sebenarnya ini tidak sesuai dengan regulasi bahkan hukum (legal), akan tetapi sebenarnya layak untuk diapresiasi. Karena telah menggunakan pikiran, tenaga, dan aspek lainnya. Akan tetapi, semua hal yang berkaitan dengan dilema etika dan bujukan moral, ada baiknya dianalisis melalui 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan, yang mana di dalamnya sudah memuat pemetaan kasus dalam 4 paradigma pengambilan keputusan, yaitu: 1) Individu vs kelompok; 2) Keadilan vs kasihan; 3) Kebenaran vs loyalitas; 4) Jangka pendek vs jangka panjang, serta 3 perspektif pengambilan keputusan, yakni: 1) Berpikir berbasis hasil akhir; 2) Berpikir berbasis kepedulian; dan 3) Berpikir berbasis peraturan.
Hal yang terduga pada materi modul 3.1 ini yaitu, ada hal yang mempermudah dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan sebagai pemimpin bagi saya. Pada materi modul 3.1 ini, kita bisa mempedomani 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Yang mana, keputusan-keputusan bisa diambil melalui kajian dari 1) Mengenal nilai-nilai yang saling bertentangan; 2) Penentuan siapa saja pihak yang terlibat dalam kasus; 3) Pengumpulan fakta-fakta yang terjadi; 4) Pengujian benar vs salah, yaitu uji legal, uji regulasi, uji panutan, uji publikasi dan uji intuisi; 5) Pengujian paradigma benar vs benar; 6) Identifikasi prinsip resolusi, yaitu berpikir berbasis hasil akhir (ends based thinking), berpikir berbasis peraturan (rule based thinking), dan berpikir berbasis rasa peduli (care based thinking); 7) Investigasi opsi trilema; 8) Pembuatan keputusan; 9) Mereviu dan merefleksikan kembali keputusan yang telah dibuat.
Yang paling tak terduga bagi saya dalam pembelajaran modul 3.1 ini yaitu, ada nilai kemanusiaan yang harus dimasukkan dalam pengambilan keputusan. Artinya, sebagai seorang pemimpin, kita harus mempertimbangkan pengambilan keputusan yang terbaik secara nilai-nilai kebajikan dan sosial, serta tidak berbenturan dengan regulasi yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan win win solution dari dilema etika atau kasus bujukan moral yang dialami.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan yang dipelajari di modul ini?
Pernah, terutama dalam menyikapi kehadiran, pembelajaran, dan sikap siswa di kelas serta relevansinya pada pemberian nilai siswa. Secara umum, saya sudah mempertimbangkan pada sebagian aspek di 4 paradigma dan 3 perspektif pengambilan keputusan. Namun modul 3.1 ini membelajarkan saya pada pengujian pengambilan keputusan melalui 9 langkah-langkah yang terstruktur dan sistematis. Sehingga tambahan pembelajaran di modul 3.1 ini semakin membuat saya lebih mempertimbangkan aspek moralitas, kemanusian dan kontekstualisasi dari dilema etika/ bujukan moral yang terjadi di dunia pendidikan. Menurut saya, 9 langkah-langkah ini menjadi pemetaan yang sangat baik dalam mengidentifikasi, menganalisis, membuat keterhubungan, hingga menguji keputusan dengan aspek "pembuktian benar vs salah".
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini, perubahan apa yang terjadi pada cara dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak mempelajari modul 3.1 ini sangat besar bagi saya, terutama dalam mengubah pola pikir dan praktik-praktik lapangan agar lebih humanis dalam menyikapi dilema etika permasalahan pendidikan. Sebelum mempelajari modul ini, pertimbangan-pertimbangan (pengujian) saya dalam memutuskan problematika pendidikan hanya sampai pada uji intuisi, uji regulasi, uji publikasi dan uji legal. Namun tidak ada uji panutan yang menjadi sudut pandang lain dalam mempertimbangkan suatu permasalahan. Sehingga materi pada modul ini memperkaya wawasan saya agar nantinya bisa objektif dan kontekstual dalam mengambil suatu keputusan. Tidak hanya itu, 4 paradigma dan 3 perspektif pengambilan keputusan juga semakin melengkapi diri saya guna menjadi sosok pemimpin pembelajaran yang berkualitas (tepat dan tidak memunculkan permasalahan baru) dalam pengambilan-pengambilan keputusan.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini sebagai seorang individu dan sebagai seorang pemimpin?
Pembelajaran modul 3.1 sangat berarti sekali bagi saya. Karena pada modul ini ada teori, kasus, dan praktik-praktik lapangan yang tidak dipelajari pada perkuliahan guru pada umumnya. Yang sangat penting bagi saya terdapat pada materi 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin. Secara teoritis, materi ini mengajarkan identifikasi pada struktur dan problem mapping dalam menguji serta untuk mempertimbangkan aspek-aspek tertentu agar nantinya tepat dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks pendidikan Indonesia, tentunya 9 langkah-langkah ini sangat bermanfaat agar pemimpin pembelajaran dapat menuntun kodrat anak dengan pengambilan-pengambilan keputusan yang berpusat pada kebutuhan murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H