Mohon tunggu...
Ares Faujian
Ares Faujian Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Manggar Prov. Kep. Bangka Belitung

Saya berprofesi sebagai guru Sosiologi di SMA Negeri 1 Manggar dan juga aktif sebagai penulis serta editor buku/ artikel di Kep. Bangka Belitung. Selain pernah mendapatkan penghargaan literasi dari Bupati Belitung Timur hingga Ketua DPRD Belitung Timur tahun 2020. Beberapa prestasi dan apresiasi yang pernah saya raih di tingkat regional dan nasional, yaitu: (1) Lulus seleksi dan dipilih sebagai Fasilitator Literasi Baca-Tulis Tk. Regional Sumatra oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kemdikbud RI tahun 2019; (2) Terbaik/ Juara III Nasional Guru Dedikatif dan Inovatif Kemdikbud RI tahun 2020, sehingga diapresiasi pula menjadi Agen Penguatan Karakter (APK) oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemdikbud RI tahun 2020; (3) Anugerah Pegiat Literasi “Parasamya Suratma Nugraha” oleh Yayasan Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat tahun 2021; (4) Penghargaan ”10 Penulis Terbaik Kompetisi Opini Tingkat Nasional” oleh Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) Tahun 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Artificial Intelligence Tidak Bisa Melakukan Pembelajaran Ini di Kelas (Sebuah Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.2 Pendidikan Guru Penggerak)

4 Maret 2023   12:30 Diperbarui: 5 Maret 2023   10:10 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diskusi Ruang Kolaborasi Modul 2.2 Pendidikan Guru Penggerak Kab. Belitung Timur

Alhamdulillah, selalu ada makna yang baru dari pembelajaran masing-masing modul di PGP ini. Khusus pada PSE ini, selain pembelajaran tentang kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi, dan pengambilan keputusan bertanggung jawab, pembelajaran pelibatan seluruh unsur-unsur komunitas sekolah merupakan ihwal yang esensial untuk menyukseskan PSE dan pembelajaran pada proses pendidikan secara umum. Tentunya semua ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan murid dan membentuk budaya positif serta masa depan yang positif pula bagi bersama.

Pembelajaran Sosial Emosional Kolaboratif Seluruh Komunitas Sekolah CASEL. Sumber: Materi Pendidikan Guru Penggerak 7
Pembelajaran Sosial Emosional Kolaboratif Seluruh Komunitas Sekolah CASEL. Sumber: Materi Pendidikan Guru Penggerak 7

 

NOW WHAT? (TINDAK LANJUT)

Sebenarnya PSE sudah saya terapkan dari dulu, bahkan sebelum Kurikulum Merdeka diberlakukan di Indonesia. Karena jujur saja, saya lebih menekankan pembentukan karakter murid di sekolah. Di sini saya tidak menduakan aspek ilmu pengetahuan dan atau keterampilan. Namun, bagi saya pribadi, internet dan Artificial Intelligence (AI) sebenarnya lebih ahli dan dalam terkait diferensiasi konten pembelajaran. Yang mana, semua teori dan praktik ilmu pengetahuan serta keterampilan bisa diperoleh melalui media sosial dan atau media massa. Misalnya Youtube, Google, Tiktok, dsb. Guru pun dipastikan kalah dengan arus perkembangan zaman ini.

Lalu, hal apa yang tidak bisa begitu saja dilakukan oleh AI atau kecerdasan buatan di sekolah? Ya, pembentukan karakter melalui PSE ini. Pada pembelajaran ini membutuhkan fasiliator, membutuhkan motivator, membutuhkan inspirator, dan membutuhkan mobilisator atau penggerak. Ya, siapa itu? Jelas, ini adalah sosok guru. Lebih baik lagi kalau ia Guru Penggerak.

Seorang guru dapat memberikan perlakuan dan teladan, yang nantinya ini akan menjadi proses imitasi bagi  murid kedepan. AI bisa memberikan materi dan informasi terkait hal ini. Namun, AI tidak bisa melibatkan diri secara luring dalam membentuk jati diri dan karakter murid. Karena untuk menumbuhkan kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pembuatan keputusan bertanggung jawab oleh murid, diperlukan sentuhan sosial yang autentik dan kontekstual, yaitu melalui guru.

Akhirnya, saya berterima kasih kepada Ibu Guslaini dan rekan-rekan CGP7 Kab. Belitung Timur yang sudah membantu dalam pembelajaran KSE ini. Dalam penerapanan dan ekspansi PSE ini, saya akan melakukan koordinasi yang baik kepada kepala sekolah, rekan sejawat, dan unsur komunitas sekolah lainnya dengan merencanakan serta mengeksekusi program yang tepat sesuai kebutuhan satuan pendidikan.

Terkait ihwal ini, sebagai media edukasi yang erat dengan saya (literasi), saya akan menulis di media massa terkait esensi dan penerapan yang bisa dilakukan oleh pendidik ketika di sekolah. Semoga hal ini menjadi pembelajaran dan inspirasi aksi bagi kita semua. Terutama bagi komunitas sekolah agar memiliki kesadaran penuh (mindfulness) dalam memajukan dunia pendidikan melalui kesejahteraan psikologis (well-being) via PSE.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun