Begitu turun dari kereta api Kertanegara saya langsung keluar  mencari ojek untuk mengantar ke hotel. Jarak hotel dari Stasiun Tugu hanya sekitar 700 meteran saja.
Belum sempat membuka aplikasi gojek, seorang lansia pengayuh becak menawarkan diri.
"Hotel Delima tahu ya Pak dan berapa ongkosnya?"Â
"Dua puluh lima ribu, Mas."
Tanpa menawar saya pun mengiyakan, sekali pun jika naik ojek ongkosnya tak lebih dari 10 ribu.
"Saya tidur ya Pak..."
"Silakan Mas...," jawab si tukang becak sambil membelokkan arah becak ke kiri.
"Hlo kok lewat sini?" Tanya saya keheranan karena bukan jalur biasanya.
"Tenang saja Mas..., saya pilihkan jalan yang dekat. Tidur saja...," jawab si tukang becak santai
Rasa kantuk yang berat membuat saya memaksakan diri tidur-tidur ayam di tengah ramainya lalulintas.
0 0 0
Baru sekejap tetiba becak berhenti di halaman sebuah hotel.
"Hlo bukan hotel ini, Pak... Hotel Delima di sana itu."
"Buat apa jauh-jauh Mas. Di sini saja dekat. Mas kan sudah ngantuk."
"Iya, tapi tujuan saya ke Hotel Delima. Bapak tahu jalannya ga?"
"Ya kenapa tadi Mas kok tidur. Harusnya beritahu saya lewat gogelmap...," katanya sedikit ngeyel dengan wajah agak jengkel.
Tak mau berdebat yang dapat memancing kemarahan, saya pun langsung membayar ongkos becak.
Begitu menerima ongkos dia langsung pergi dengan ngedumel, "Dicarikan hotel yang dekat kok ga mau. Padahal di sini orangnya cantik-cantik..."
Satpam hotel hanya tersenyum mendengarnya.
Kubuka hape dan aplikasi gojek mencari gocar untuk mengantar pulang ke Kahyangan, Bantul.
Niat menginap di hotel menggunakan voucher untuk santai pun buyar.
Mending tidur di rumah sendiri. Di Kahyangan. Sekali pun di tepi hutan. Cuma sulit mencari warung.