Jika tidak mendapat kursi dan hanya duduk atau berdiri di dekat toilet atau pintu kereta yang tertutup, maka hanya bisa merenung. Sekali waktu omong kosong dengan sesama penumpang yang tidak kebagian kursi. Banyak kisah yang bisa menjadi bahan untuk direnungkan.
0 0 0
Ada dua jenis kereta api kelas ekonomi, kelas ekonomi biasa dengan tempat duduk selebar 45 cm dan sandaran tegak lurus dengan posisi adu dengkul. Ada yang kursinya untuk tiga orang dan dua orang.
Tentu saja sangat menyiksa bagi penumpang bertubuh tambun. Kelas ekonomi seperti ini akan dihapus untuk meningkatkan pelayanan. Tentu saja harga tiketnya pun naik.
Kelas ekonomi premium, misalnya pada kereta api Kertanegara jurusan Malang-Purwokerto.
Tempat duduknya posisi 2-2 artinya setiap kursi hanya untuk dua orang dan tidak berhadapan sehingga tidak adu dengkul. Selain itu ada penyekat sandaran tangan dan sandaran tempat duduk bisa sedikit direbahkan.Â
Anehnya kursi nomer 11 dan 12 yang ada di posisi tengah gerbong kok berhadapan sekalipun tidak adu dengkul tetapi tetap saja adu kaki.
Jika kursi seperti ini penumpangnya satu komunitas atau keluarga asyik juga. Tapi tidak saling kenal dan enggan saling bicara tentu sangat menyiksa. Seperti yang dialami penulis saat duduk di antara tiga perempuan yang tampaknya pendiam. Bahkan untuk makan pun terpaksa harus di kursi restotasi. Padahal nasi goreng rasa rengginang diantar pramugarinya.
Suasana kelas ekonomi memang cukup berbeda dengan kelas bisnis dan eksekutif. Apalagi jika penumpangnya merupakan rombongan.
Gelak tawa di antara omong kosong dan memutar musik dari ponsel tanpa headset seperti suasana ramainya pasar. Hanya mulai sepi saat malam hari atau penumpang rombongan turun di kota tujuan.