Jalan Lintas Selatan Jawa hingga saat ini masih hangat menjadi pembicaraan dan jalur para pemotor yang suka jelajah perjalanan jauh.
Pertengahan 2023, kami berdua telah mencoba sebanyak dua kali pergi pulang dari Malang-Lumajang-Malang-Blitar-Tulungagung-Trenggalek-Pacitan-Wonogiri-Jepitu-Parangtritis-Kulon Progo dan lanjut Jalan Daendels Selatan menuju Purworejo, Jawa Tengah.
Di Jawa Timur sengaja hingga sampai Lumajang saja karena saat itu di Jember dan Banyuwangi masih dalam pengerjaan. Demikian juga arah ke barat Jawa Tengah belum sepenuhnya selesai. Entah ke arah Jawa Barat.
Pemandangan dan suasana sepanjang JLS memang masih alami dan banyak titik bisa dikatakan cukup liar.Â
Liar dalam arti melintasi hutan homogen maupun hutan jati yang sepi dari lalulintas kendaraan bermotor apalagi pejalan kaki.
Menjumpai kera dan babi hutan atau celeng yang menyeberang jalan bukanlah hal yang luar biasa. Di sinilah mental baja petualang harus dimiliki oleh mereka yang senang touring.Â
Setidaknya tiga kali penulis dihadang gerombolan monyet jenis makaka yang tersenyum menyeringai seperti menghendaki isi tas kami.
Syukurlah ada nasehat dari petugas penjaga hutan bila ketemu monyet makaka yang menghadang agar menghindari tatap mata secara langsung. Sebab itu merupakan tanda menantang. Lewati saja dengan tenang jangan panik.Â
Jangan pula memberi makan sebab para monyet akan terbiasa berharap pemberian dan enggan mencari makan sendiri. Dampaknya mereka enggan kembali ke habitatnya sehingga para predator monyet, misalnya macan kumbang juga akan turun ke jalan.Â
Tantangan alami lainnya adalah hembusan angin dari laut sangat kencang sehingga cukup berbahaya jika melaju di atas 60 km perjam. Bila terhempas dan jatuh sulit mendapat pertolongan karena sepinya lalulintas dan suasana. Apalagi saat sore, mendung, atau hujan serta gelap pula.
Sepinya lalulintas ini yang membuat sedikitnya jumlah SPBU selain SPBU mini yang belum tentu buka. Bahkan jalur Parangtritis - Pacitan hanya ada satu SPBU itu pun sudah tutup.
Demikian juga rumah makan dan tempat istirahat serta bengkel kecil sekedar untuk menambah angin.
Jalan Lintas Selatan dan Jalur Jalan Lintas Selatan jalannya memang halus namun harus diingat jumlah rambu masih terbatas dan tanpa keterangan jelas. Misalnya ada tanda persimpangan, jalan utama yang mana dan belok kiri atau kanan menuju ke mana.Â
Di beberapa titik memang ada pengelola tempat wisata yang membuat semacam rambu penunjuk jalan sementara berupa baner.Â
Karena keadaan seperti ini maka sebaiknya para pemotor mengisi tangki BBM dengan penuh, membawa bekal yang cukup, jas hujan, dan alas duduk. Jangan istirahat di tempat yang sepi terutama di tepi hutan atau ladang penduduk yang jauh dari permukiman.
Hidari pula perjalanan malam karena masih belum ada penerangan jalan umum kecuali di persimpangan menuju kota serta banyak titik tanpa marka jalan. Padahal marka jalan satu-satunya penunjuk dan pengarah jalan yang benar saat gelap dan malam.