Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Serunya Melintasi Jalan Lintas Selatan Jawa

4 Januari 2024   09:39 Diperbarui: 5 Januari 2024   00:32 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
JLS di Lumajang dalam pengerjaan. | Dokpri 

Jalan Lintas Selatan Jawa hingga saat ini masih hangat menjadi pembicaraan dan jalur para pemotor yang suka jelajah perjalanan jauh.

Pertengahan 2023, kami berdua telah mencoba sebanyak dua kali pergi pulang dari Malang-Lumajang-Malang-Blitar-Tulungagung-Trenggalek-Pacitan-Wonogiri-Jepitu-Parangtritis-Kulon Progo dan lanjut Jalan Daendels Selatan menuju Purworejo, Jawa Tengah.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Tanpa keterangan. | Dokumen pribadi 
Tanpa keterangan. | Dokumen pribadi 

Di Jawa Timur sengaja hingga sampai Lumajang saja karena saat itu di Jember dan Banyuwangi masih dalam pengerjaan. Demikian juga arah ke barat Jawa Tengah belum sepenuhnya selesai. Entah ke arah Jawa Barat.

Pemandangan dan suasana sepanjang JLS memang masih alami dan banyak titik bisa dikatakan cukup liar. 

Liar dalam arti melintasi hutan homogen maupun hutan jati yang sepi dari lalulintas kendaraan bermotor apalagi pejalan kaki.

Jembatan Kali Glidik perbatasan Lumajang-Malang saat masih pembangunan.  | Dokpri
Jembatan Kali Glidik perbatasan Lumajang-Malang saat masih pembangunan.  | Dokpri

Harus melewati sungai dan antre. | Dokumen pribadi
Harus melewati sungai dan antre. | Dokumen pribadi

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Juga melewati sisi rumah warga yang rela menjadi lintasan sementara. | Dokpri
Juga melewati sisi rumah warga yang rela menjadi lintasan sementara. | Dokpri

Menjumpai kera dan babi hutan atau celeng yang menyeberang jalan bukanlah hal yang luar biasa. Di sinilah mental baja petualang harus dimiliki oleh mereka yang senang touring. 

Setidaknya tiga kali penulis dihadang gerombolan monyet jenis makaka yang tersenyum menyeringai seperti menghendaki isi tas kami.

Syukurlah ada nasehat dari petugas penjaga hutan bila ketemu monyet makaka yang menghadang agar menghindari tatap mata secara langsung. Sebab itu merupakan tanda menantang. Lewati saja dengan tenang jangan panik. 

Satu-satunya dan tutup pula. | Dokpri 
Satu-satunya dan tutup pula. | Dokpri 

Kami kira pasar ternyata kuburan. | Dokumen pribadi
Kami kira pasar ternyata kuburan. | Dokumen pribadi

Salah satu pantai di JLS. | Dokumen pribadi 
Salah satu pantai di JLS. | Dokumen pribadi 

Jangan pula memberi makan sebab para monyet akan terbiasa berharap pemberian dan enggan mencari makan sendiri. Dampaknya mereka enggan kembali ke habitatnya sehingga para predator monyet, misalnya macan kumbang juga akan turun ke jalan. 

Tantangan alami lainnya adalah hembusan angin dari laut sangat kencang sehingga cukup berbahaya jika melaju di atas 60 km perjam. Bila terhempas dan jatuh sulit mendapat pertolongan karena sepinya lalulintas dan suasana. Apalagi saat sore, mendung, atau hujan serta gelap pula.

Sepinya lalulintas ini yang membuat sedikitnya jumlah SPBU selain SPBU mini yang belum tentu buka. Bahkan jalur Parangtritis - Pacitan hanya ada satu SPBU itu pun sudah tutup.

Demikian juga rumah makan dan tempat istirahat serta bengkel kecil sekedar untuk menambah angin.

Salah satu titik JJLS dalam pengerjaan saat itu di Jepitu. | Dokumen pribadi
Salah satu titik JJLS dalam pengerjaan saat itu di Jepitu. | Dokumen pribadi

Jembatan Besuk Kobo'an pengganti Gladak Perak. | Dokpri
Jembatan Besuk Kobo'an pengganti Gladak Perak. | Dokpri

Dokpri 
Dokpri 

Turun di bawah Jembatan Besuk Kobo'an. | Dokpri 
Turun di bawah Jembatan Besuk Kobo'an. | Dokpri 

JLS di Lumajang dalam pengerjaan. | Dokpri 
JLS di Lumajang dalam pengerjaan. | Dokpri 

Jalan Lintas Selatan dan Jalur Jalan Lintas Selatan jalannya memang halus namun harus diingat jumlah rambu masih terbatas dan tanpa keterangan jelas. Misalnya ada tanda persimpangan, jalan utama yang mana dan belok kiri atau kanan menuju ke mana. 

Di beberapa titik memang ada pengelola tempat wisata yang membuat semacam rambu penunjuk jalan sementara berupa baner. 

Karena keadaan seperti ini maka sebaiknya para pemotor mengisi tangki BBM dengan penuh, membawa bekal yang cukup, jas hujan, dan alas duduk. Jangan istirahat di tempat yang sepi terutama di tepi hutan atau ladang penduduk yang jauh dari permukiman.

Hidari pula perjalanan malam karena masih belum ada penerangan jalan umum kecuali di persimpangan menuju kota serta banyak titik tanpa marka jalan. Padahal marka jalan satu-satunya penunjuk dan pengarah jalan yang benar saat gelap dan malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun