Tahun 1997 saya pindah mengajar di sekolah yang oleh masyarakat dikenal dengan sebutan Hwa Ind singkatan dari Tionghwa Indonesia. Gedung ini juga merupakan bangunan kolonial Belanda untuk pendidikan formal bagi orang Belanda dan pribumi (sebutan saat itu) dengan nama Neutralle School.
Berbeda dengan bangunan kolonial lainnya, gedung ini tidak terlalu kuat sekalipun tampak kokoh. Setelah berjuang lebih dari 10 tahun merayu untuk merenovasi akhirnya mendapat persetujuan yayasan pengelola, pada 2016 gedung ini direnovasi terutama genteng dan tegel lantai yang mulai lapuk.
Ketelitian dan keberhasilan atas kepercayaan yang diberikan pada saya sebagai penanggung jawab atas sarana dan prasarana dan melakukan renovasi maka seorang alumni tahun 59 memberi foto-foto dokumentasi dan sedikit sejarah antara 1948-1961.Â
Bahkan yayasan pengelola pun tidak mempunyai foto-foto tersebut. Dan baru saya serahkan tadi pagi sambil memberi masukan pada kontraktor yang sedang membangun lapangan olahraga indoor.
***
Keprihatinan atas bangunan kolonial Belanda terutama sekolah bukan hanya gedung yang berubah tetapi juga hilangnya bangku-bangku, lemari, meja dan kursi kuno dari kayu jati yang tidak diketahui rimbanya.
Pada 1984 sebagai guru muda saya sendiri pernah membeli balak (blandar) dan tiga buah bangku jati dari sebuah sekolah yang ditutup karena ketiadaan murid dan gedung berubah menjadi sebuah bank plat merah.
***
Tidak semua bangunan kolonial Belanda yang kokoh dan megah merupakan gedung bersejarah. Di sinilah perlunya mencari data dan pendokumentasian secara teliti.Â