Sebagai petani saya tidak suka membudidayakan pisang karena harganya murah sekali. Padahal waktu penanaman hingga panen lama sekali. Ini juga sudah kutulis di K tahun 2012.
Alasan kedua, bonggol merusak tanah dan tembok jika ditanam di dekat rumah. Bonggol yang terus membesar bisa mendesak retak tembok. Jika pohon pisang mati maka bonggolnya busuk dan tanah menjadi ompong atau berlobang.
Karena alasan itu tanaman pisang di halaman rumah saya biarkan tumbuh liar sehingga jantung bunganya saja tidak maksimal.
Jika pingin pisang lebih senang membeli. Murah. Tak apa membeli pisang yang juga untuk pakan burung.
Pisang memang enak dan bergizi. Tapi hidup jangan seperti pohon pisang, seperti dalam peribahasa Jawa: rubuh-rubuh gedhang. Doyong seperti pohon pisang.
Angin berhembus ke kanan pohon pisang miring ke kanan. Berhembus ke kiri maka miring ke kiri.
Artinya orang yang tidak punya pendirian.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H