Melihat penjual sate, minuman, kue, atau kerajinan tangan menawarkan dagangannya sepanjang jalan mulai dari Stasiun Tugu, Malioboro, hingga Taman Pintar adalah hal yang biasa. Atau melihat para wisatawan dengan segala gayanya juga demikian.
Bagi pecinta fotografi tentu dari sesuatu yang biasa ternyata ada hal-hal unik yang bisa ditangkap dan diabadikan. Â Selanjutnya direnungkan untuk menjadi sebuah inspirasi.
Turis ramah.
Foto bersama dengan turis mancanegara bagi pengayuh becak ada sesuatu yang menarik. Dan tidak semua turis mau, maka ketika ada yang bersedia sungguh menyenangkan. Seperti yang dirasakan seorang pengayuh becak ini.
Menjual minuman kemasan di keramaian Malioboro sungguh melelahkan apalagi di cuaca yang panas seperti saat ini. Maka kala rasa haus menguasai tenggorokan harus segera diguyur minuman dingin. Minum dengan yang dijualnya sendiri sungguh kurang pas. Beli minuman lain, misalnya dawet Banyumas sungguh lebih nikmat.
Mengetahui dagangan si penjual minuman masih banyak, penjual dawet pun minta barter satu botol air mineral dengan satu cup dawet.
Menunggu konsumen.
Menunggu memang membosankan. Demikian juga menunggu datangnya calon penumpang. Untuk menghilangkan kejenuhan para pengayuh becak ini bermain catur di trotoar.
Beda lagi dengan yang dilakukan kaum perempuan para pedagang makanan dan minuman keliling. Saat istirahat lamereka lebih banyak membuka hape untuk bermedsosria.Â
"Sudah pusing memikirkan ekonomi kk malah cari pusing main catur." Kata seorang pedagang berasal dari sekitar Paseban, Bantul.
Rambu-rambu dan baliho larangan berhenti di sepanjang Malioboro sudah terpampang dengan jelas. Toh ada saja pengguna jalan yang nakal. Berhenti semau gue. Ditambah lagi ada gerobak dorong yang berjalan melawan arah yang mengganggu arus lalu lintas.Â
Sendiri.
Menghilangkan kejenuhan dengan rutinitas sehari-hari terutama dalam pekerjaan kadang harus dilakukan dengan menyendiri. Sekali pun di tempat yang ramai. Sendiri tak selalu menyedihkan.
Penjual penganan tradisional.
Sebelum ditata kembali, di depan Pasar Beringharjo dan Benteng Vredeburg banyak sekali dijumpai perempuan lansia yang berjualan ubi, kedelai, jagung, dan pisang rebus.Â
Sejak tujuh tahun terakhir sudah tak tampak lagi. Kini hanya terlihat seorang saja yang berjualan. Itu pun seorang pria paruh baya yang berjualan dengan menggunakan gerobak.Â
Malioboro memang unik dan menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H