Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hutan, Hujan, Erosi, dan Sampah di Laut

4 Februari 2023   18:18 Diperbarui: 5 Februari 2023   13:35 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya menyempatkan menghitung jumlah sedotan plastik dari tumpukan gunung sampah dengan jumlah terbanyak 108 buah per meter persegi. Jumlah terendah ada 22 buah sedotan per meter persegi. Berarti rerata jumlah sedotan 65 buah per meter persegi. Bisa dibayangkan betapa besarnya jumlah sedotan sepanjang 1 km!

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Sedotan yang berbahaya bagi kehidupan laut. | Dokumentasi pribadi
Sedotan yang berbahaya bagi kehidupan laut. | Dokumentasi pribadi

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Sampah-sampah plastik yang bertebaran ini dipunguti oleh beberapa warga setempat yang memulung untuk dijual seharga 3 ribu rupiah per kg.

Jika beruntung dalam sehari bisa mendapat 2 karung plastik atau sekitar 8-10 kg sampah plastik dengan harga 24-30 rupiah.

Apresiasi terhadap pemulung yang secara tidak langsung ikut serta menyelamatkan laut dan makhluk hidup di dalamnya dari bahaya sampah plastik. 

Masih menjadi tantangan bagaimana dengan sampah plastik yang tidak bisa digunakan lagi, seperti pembalut wanita, popok bayi, sandal, pakaian, serta sedotan yang tidak laku dijual dan masih bertebaran sepanjang bibir pantai.

Sampah-sampah yang berasal dari batang-batang pohon, dedaunan, dan buah kelapa juga menumpuk dan menggunung. Ada yang mulai membusuk namun banyak juga yang mengering. 

Batang kayu dan bambu yang berukuran besar dikumpulkan oleh sebagian masyarakat untuk digunakan sebagai kayu bakar. Kayu-kayu ini dikumpulkan di beberapa tempat seperti tumpukan bakal api unggun.

Mencari kayu bakar di tepi pantai. | Dokumentasi pribadi
Mencari kayu bakar di tepi pantai. | Dokumentasi pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun