Bangsal Srimanganti, Kraton Yogyakarta pada Selasa, 31 Januari 2023 pada jam 10 pagi tetap penuh penonton sekali pun bukan merupakan hari libur. Sekitar 25 orang di antaranya wisatawan mancanegara.
Para penonton tampak begitu terpaku dan terpana pada penampilan para wiyaga atau pemukul gamelan dan suara yang mengalun lembut para wira swara (paduan suara) yang hanya terdiri dari 3 orang perempuan dan 3 orang laki-laki.
Penampilan dua remaja putri yang menari Golek Ayun-ayun semakin membuai penonton. Gerakan lembut dan halus penari dengan iringan musik karawitan secara langsung menunjukkan betapa indah anggunnya budaya Nusantara.
Penampilan tari selama lebih kurang 12 menit terasa terlalu cepat berlalu.
Hal yang cukup mengejutkan, dua penari remaja tersebut ternyata masih duduk di bangku SMP dan SMKI. Â
Mereka adalah Nabila Saputra yang duduk di bangku SMKI dan Arimby Swastomo yang duduk di kelas 9. Kepiawaian menari didapat dan menurun dari kedua orangtuanya yang juga penari dan wiyaga.
Para wiyaga, wira swara, dan penari ini berasal dari Pagayuban Condro Rini Muda Laras, Imogiri Bantul.Â
Yogyakarta, seperti halnya kota lainnya tidaklah kesulitan untuk mendapat seniman tari dari kalangan muda.Â
Ada sanggar, padepokan, SMKI, dan ISI yang terus mencetak seniman.
Sangat membanggakan, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memberi kesempatan kepada para pengrawit dan penari untuk tampil menunjukkan keindahan dan keagungan seni tari tradisional Jawa agar tetap lestari.
Rahayu... rahayu... rahayu...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H