Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keuletan Wanita Lansia Penjual Anglo dan Keren

17 Januari 2023   12:04 Diperbarui: 17 Januari 2023   15:39 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasak menggunakan keren. | Dokumen pribadi.

Anglo adalah tungku yang terbuat dari tanah liat yang dibakar atau gerabah. Bahan bakar bakar anglo untuk memasak berupa arang kayu.

Anglo biasanya hanya digunakan untuk tetap menjaga kehangatan masakan yang dijual di Kaki Lima. Biasanya penjual soto, bakso, sop, tahu campur, dan angsle, serta ronde. Sedang penjual masakan keliling dengan gerobak pada masa kini lebih banyak menggunakan elpiji.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Menjaga kehangatan makanan dan minuman. | Dokumen pribadi 
Menjaga kehangatan makanan dan minuman. | Dokumen pribadi 

Keren (huruf e dibaca seperti pada kata: supel) bentuknya seperti anglo tetapi bagian atas tidak adak sarangan untuk menaruh arang. Bahan bakar keren berupa kayu bakar.

Keren lebih banyak digunakan untuk memasak karena kayu bakar bisa menimbulkan api selain bara sehingga untuk memasak lebih cepat matang.

Keren | Dokumen pribadi.
Keren | Dokumen pribadi.

Memasak menggunakan keren. | Dokumen pribadi.
Memasak menggunakan keren. | Dokumen pribadi.

Perkembangan jaman, anglo dan keren sudah banyak tergeser oleh kompor gas. Namun di pelosok misalnya Lumajang, Blitar, Tulungagung, hingga Purworejo masih banyak digunakan baik dalam rumah tangga maupun pedagang K5.

Dampak dari perubahan ini adalah menyusut pemakai anglo dan keren sehingga pengrajin dan pedagang kesulitan memasarkan.

Seperti wanita lansia penjual anglo dan keren di atas. Setiap hari harus menarik sepedanya yang membawa sekitar 30 buah anglo dan keren sepanjang 15 km menyusuri jalanan yang padat dan gerah di sekitar Bantul dan Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun