Anglo adalah tungku yang terbuat dari tanah liat yang dibakar atau gerabah. Bahan bakar bakar anglo untuk memasak berupa arang kayu.
Anglo biasanya hanya digunakan untuk tetap menjaga kehangatan masakan yang dijual di Kaki Lima. Biasanya penjual soto, bakso, sop, tahu campur, dan angsle, serta ronde. Sedang penjual masakan keliling dengan gerobak pada masa kini lebih banyak menggunakan elpiji.
Keren (huruf e dibaca seperti pada kata: supel) bentuknya seperti anglo tetapi bagian atas tidak adak sarangan untuk menaruh arang. Bahan bakar keren berupa kayu bakar.
Keren lebih banyak digunakan untuk memasak karena kayu bakar bisa menimbulkan api selain bara sehingga untuk memasak lebih cepat matang.
Perkembangan jaman, anglo dan keren sudah banyak tergeser oleh kompor gas. Namun di pelosok misalnya Lumajang, Blitar, Tulungagung, hingga Purworejo masih banyak digunakan baik dalam rumah tangga maupun pedagang K5.
Dampak dari perubahan ini adalah menyusut pemakai anglo dan keren sehingga pengrajin dan pedagang kesulitan memasarkan.
Seperti wanita lansia penjual anglo dan keren di atas. Setiap hari harus menarik sepedanya yang membawa sekitar 30 buah anglo dan keren sepanjang 15 km menyusuri jalanan yang padat dan gerah di sekitar Bantul dan Yogyakarta.