Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kue Serabi Tradisional Bu Ngadinem, Bantul - Yogyakarta

17 Desember 2022   21:08 Diperbarui: 19 Desember 2022   06:37 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kue serabi sebagai kue tradisional Nusantara ada dua macam, serabi kucur yang dinikmati dengan kuah (Jawa: juruh) gula merah dan serabi biasa tanpa kuah.

Sebagai kue atau jajanan tradisional, serabi mudah dibeli di pasar tradisional maupun lapak-lapak penjual kue tradisonal di kampung maupun di pinggir jalan raya.

Bahkan ada lapak masa kini yang menyediakan kue serabi dengan aneka rasa, seperti coklat, pandan, durian, dan stroberi. Penjualnya pun memberi nama yang sedikit berbeda untuk memancing pembeli. Seperti serabi imut, serabi mini, serabi mungil, dan serabi kerdil.

Menyiapkan adonan. | Dokumen pribadi.
Menyiapkan adonan. | Dokumen pribadi.

Menuangkan adonan. | Dokumen pribadi.
Menuangkan adonan. | Dokumen pribadi.

Nama ini diambil dari bentuknya yang kecil mungil seukuran diameter 6-8 cm. Tujuan penjualnya agar bisa membeli beraneka rasa dengan uang sebesar 10-15 ribu rupiah. Sebab harganya per pasang atau satu tangkup hanya dua ribu lima ratus rupiah saja.

Kue serabi tradisional rasanya hanya gurih dan sedikit manis. Rasa gurih karena campuran santan tetapi ada juga dari parutan lembut kelapa tanpa diperas untuk diambil santannya. Harganya rerata 3 ribu rupiah per tangkup. Kecuali serabi tanpa kuah harganya hanya seribu lima ratus rupiah perbuah.

Mengentas dan dibantu salah satu keluarga untuk membungkus atau menyajikan. | Dokumen pribadi.
Mengentas dan dibantu salah satu keluarga untuk membungkus atau menyajikan. | Dokumen pribadi.

Alat masak sederhana. | Dokumen pribadi 
Alat masak sederhana. | Dokumen pribadi 

Di salah satu sudut kota Bantul, Yogyakarta ada penjual serabi tradisional yang cukup dikenal masyarakat, yakni Serabi Kocor Bu Ngadinem. Lapaknya berada di pinggir Jl. Bantul Km 6 atau sekitar 5-6 km dari perempatan Dongkelan di Lingkar Selatan.

Keunikan dari serabi Bu Ngadinem ini bukan hanya menyediakan satu rasa tradisonal saja tetapi cara memasaknya menggunakan perlengkapan tradisional pula. Alat membuatnya terbuat dari cobek atau layah tanah liat dengan diameter 15 cm. Untuk perapian menggunakan keren atau semacam tungku dengan bahan bakar kayu.

Waktu memasak serabi sekitar 3-4 menit per buah. Setiap hari memasak dengan menggunakan 4 buah layah.  

Tiga ribu rupiah siap santap. | Dokumen pribadi 
Tiga ribu rupiah siap santap. | Dokumen pribadi 

Pengalaman membuat dan berjualan sejak akhir 90an atau sekitar 25 tahun tampak terlihat dari keterampilan dan kecekatan tangannya mulai dari mengaduk adonan, menuangkan ke layah, mengentas, dan menata kayu bakar agar bara api stabil sehingga serabi tidak gosong.

Selesai mengentas serabi, layah langsung dibersihkan dengan lap untuk menghilangkan sisa adonan kering yang menempel di layah. Demikian seterusnya.

Untuk membungkus dan menyajikan, Bu Ngadinem dibantu salah satu keluarganya.

Dalam sehari, mulai dari jam 3 sore hingga jam 7 malam bahkan kurang Bu Ngadinem bisa menghabiskan 1 kg adonan yang bisa menjadi 70 tangkup serabi. Setiap tangkup harganya 3 ribu rupiah. Bisa dimakan di tempat atau dibungkus untuk dibawa pulang.  

Kelebihan dari serabi ini yakni dimasak tanpa menggunakan minyak goreng seperti serabi masa kini yang dimasak dengan kompor gas dan penggorengan .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun