Kue serabi sebagai kue tradisional Nusantara ada dua macam, serabi kucur yang dinikmati dengan kuah (Jawa: juruh) gula merah dan serabi biasa tanpa kuah.
Sebagai kue atau jajanan tradisional, serabi mudah dibeli di pasar tradisional maupun lapak-lapak penjual kue tradisonal di kampung maupun di pinggir jalan raya.
Bahkan ada lapak masa kini yang menyediakan kue serabi dengan aneka rasa, seperti coklat, pandan, durian, dan stroberi. Penjualnya pun memberi nama yang sedikit berbeda untuk memancing pembeli. Seperti serabi imut, serabi mini, serabi mungil, dan serabi kerdil.
Nama ini diambil dari bentuknya yang kecil mungil seukuran diameter 6-8 cm. Tujuan penjualnya agar bisa membeli beraneka rasa dengan uang sebesar 10-15 ribu rupiah. Sebab harganya per pasang atau satu tangkup hanya dua ribu lima ratus rupiah saja.
Kue serabi tradisional rasanya hanya gurih dan sedikit manis. Rasa gurih karena campuran santan tetapi ada juga dari parutan lembut kelapa tanpa diperas untuk diambil santannya. Harganya rerata 3 ribu rupiah per tangkup. Kecuali serabi tanpa kuah harganya hanya seribu lima ratus rupiah perbuah.
Di salah satu sudut kota Bantul, Yogyakarta ada penjual serabi tradisional yang cukup dikenal masyarakat, yakni Serabi Kocor Bu Ngadinem. Lapaknya berada di pinggir Jl. Bantul Km 6 atau sekitar 5-6 km dari perempatan Dongkelan di Lingkar Selatan.