Pasar Giwangan Yogyakarta merupakan pasar induk buah dan sayur yang menerima kiriman dari beberapa kota lain. Bukan hanya sekitar Yogya dan Jawa Tengah tetapi juga dari daerah Jawa Timur.Â
Misalnya jeruk dari Batu, Apel Malang dari Nongkojajar-Pasuruan, atau buah naga dari Banyuwangi.
Pasar Induk Giwangan sekali pun berada pada satu tempat tetapi ada dua bagian.Â
Bagian depan merupakan pasar tradisional yang menjual segala macam keperluan masak dan dapur secara eceran.
Bagian belakang merupakan pasar buah dan sayur yang dijual secara partai untuk dijual lagi.Â
Bagian depan seperti pasar tradisional lainnya dengan lapak yang rendah dan atap yang sudah waktunya untuk direnovasi.
Bagian belakang luasnya hampir sama seperti bagian depan namun ketinggian lapak dan atapnya sekitar 6-7m.Â
Jadi terasa lapang dan tidak pengap.
Hal yang cukup menarik dan bisa menjadi contoh untuk pasar tradisional lainnya bahwa para pedagang di Pasar Giwangan cukup tertib.
Di depan lapak resmi boleh dikatakan tidak ada pedagang kecil yang nunut berjualan sehingga mengganggu pedagang utama.
Di depan lapak, setiap pedagang telah menyediakan keranjang sampah dengan ukuran sekitar 100 liter.
Sampah para pedagang ini akan diambil oleh petugas dengan truk sekitar jam 7 hingga 8.30 pagi.
Truk ini menyisir jalan di kiri kanan pasar yang lebarnya sekitar 4m. Jumlah petugasnya ada 7 orang, meliputi 1 pengemudi, 2 orang bagian mengambil sampah di depan lapak untuk dinaikkan ke truk. Dua orang ini bukan sekedar mengambil sampah tetapi juga menyapu sampah yang tercecer untuk dimasukkan keranjang serta dinaikkan ke truk.
Di atas truk ada 2 orang petugas bagian menerima keranjang sampah dan 1 orang bagian menata agar rapi.
Selanjutnya sampah ini dibawa ke TPA.
Ada kegiatan yang cukup menarik dan berbeda dengan pasar-pasar lainnya di mana pun.
Pagi tadi ada senam bersama para pedagang bersama dua orang instruktur profesional.Â
Pesertanya adalah ibu-ibu setengah baya yang merupakan pedagang di pasar tersebut.
Sekali pun baru diadakan beberapa kali dengan tujuan agar pedagang tetap sehat, bugar, dan ceria di tengah kesibukannya.
Seorang instruktur wanita mendekati saya dan mengajak ikut senam. Mungkin dia tertarik melihat saya sedikit bergoyang mendengar irama lagu pengiringnya yang bernada SKA.
Tentu saja saya grogi jika senam dengan Emak-emak. Jika ditemani salah satu petugas kebersihan yang tampaknya ikut bergoyang saya mau.Â
"Ayo Mas...," kata seorang wanita penjual jajanan pasar.
Saya cuma menggeleng.
Mending moto dua orang pedagang sayur dan kerupuk yang sedang sarapan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI