Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

800 Tahun Berdirinya Singhasari

28 November 2022   13:35 Diperbarui: 29 November 2022   09:32 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ken Angrok seorang pemuda tanggung yang sering membuat ulah dan mendengar peristiwa ini semakin berniat menjatuhkan Tunggul Ametung. Apalagi, selama ini juga tertarik akan kecantikan Ken Dedes.

Dengan segala upaya, Ken Angrok akhirnya berhasil menjadi abdi Tunggul Ametung di Tumapel. 

Tunggul Ametung yang merasa pongah bisa menjinakkan Ken Angrok dan bangga telah mengawini Ken Dedes terlena akan situasi yang diciptakan sendiri.

Ken Dedes yang merasa dirudapaksa Tunggul Ametung ternyata bermain mata dengan Ken Angrok untuk membunuh Tunggul Ametung, suaminya sendiri. 

Malam kelam di lereng Gunung Arjuna pun terjadilah peristiwa yang membuat sejarah di wilayah timur Gunung Kawi dengan tewasnya Tunggul Ametung di tangan Ken Angrok dengan keris buatan Mpu Gandring.

Sebagai begundal yang tahu bagaimana membuat strategi licik untuk menyembunyikan identitas dirinya sebagai pembunuh, beberapa saat sebelumnya Ken Angrok meminjamkan kerisnya pada Kebo ijo yang sok. 

Siapa pun langsung menuding Kebo Ijo sebagai pembunuh Tunggul Ametung. Tragis hanya dalam waktu singkat keris buatan Mpu Gandring telah merenggut tiga nyawa. Mpu Gandring sendiri selaku pembuat, Tunggul Ametung penguasa Tumapel, dan Kebo Ijo pemuda sok yang diperdaya oleh Ken Angrok.

Kematian Tunggul Ametung, membuat Ken Angrok menjadi penguasa Tumapel. Tetapi, Tumapel masih di bawah kekuasaan Kertajaya, raja Kediri.

Dwi Cahyono berdiri sedang memberi pencerahan. | Dokumen pribadi.
Dwi Cahyono berdiri sedang memberi pencerahan. | Dokumen pribadi.

Para peserta. | Dokumen pribadi.
Para peserta. | Dokumen pribadi.

Perselisihan kaum brahmana dengan Kertajaya yang semakin runcing dimanfaatkan Ken Angrok untuk mendapat dukungan melawan Kediri agar rakyat Tumapel bebas dari pembayaran upeti yang sangat menyengsarakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun