Pada masa lalu, sebenarnya kain lurik merupakan pakaian yang terbatas hanya dipakai oleh bangsawan sekitar keraton dan para bendara atau orang kaya belaka karena harganya yang belum terjangkau masyarakat luas.
Seiring kemajuan ekonomi dan daya beli masyarakat kain lurik mulai menyebar dan banyak digunakan masyarakat luas. Di sisi lain, pengaruh budaya luar menyebabkan tergesernya kain lurik.
Apresiasi yang luar biasa diberikan pada para ibu The Kabaya Foundation, perancang busana, dan pengusaha garmen dan tekstil yang terus mengenalkan dan mempromosikan kain lurik.
Menjadi kebanggaan sendiri jika kain lurik digunakan sebagai bahan seragam di kantor pemerintah dan BUMN, perusahaan multinasional  dan bank serta sekolah. Harganya yang relatif murah dan terjangkau antara 125 -- 200 ribu per potong untuk mutu terbaik tentu bukan menjadi hambatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H