Bicara tentang istilah kampung, konotasi kita kadang terarah pada permukiman padat penduduk dengan suasana yang cukup kumuh. Jauh dari rasa nyaman dan lingkungan yang kurang sehat.
Beberapa tempat memang keadaan seperti ini mudah dijumpai apalagi di daerah urban yang mayoritas penghuninya adalah kaum urban atau tenaga kerja yang tinggal hanya dalam waktu tertentu di tempat tersebut.
Beda lagi dengan wilayah perkampungan yang kebanyakan masih dihuni oleh masyarakat setempat yang tinggal di tempat tersebut selama berpuluh tahun atau dibesarkan di tempat tersebut. Rasa cinta pada tanah tempat kelahiran dan dibesarkan tentu lebih mendalam.
Rasa cinta ini diwujudkan dalam kebersamaan dengan hidup bergotongroyong misalnya dengan merawat lingkungan hidup yang sempit dan padat agar asri dan indah. Sehingga kesan kumuh sangat jauh.
Salah satu kampung padat penduduk namun tetap asri dan indah di antaranya adalah kampung Sawojajar Gg 9 Kelurahan Sawojajar Kecamatan Kedung Kandang, Malang.
Sebenarnya Sawojajar Gg 9 serta gang-gang lainnya lebar jalan utamanya sekitar 5-6 m. Tetapi di belakang jalan utama merupakan gang sempit dengan lebar tidak lebih dari 2 m.
Jalan gang yang sempit ini ternyata ditata sedemikian rupa sehingga tetap nyaman untuk dipandang dan dilewati. Jalan beton dilukis dengan mural aneka gambar bunga.
Lebih dari itu juga di kiri kanan jalan ditanami aneka tanaman obat keluarga, bunga dan buah dalam pot atau tabulampot. Misalnya: sawo, mangga, dan asam Jawa.Â
Penanaman juga dilakukan di halaman rumah warga yang masih cukup luas dan belum atau tidak berpagar.
Rumah warga yang terlanjur diberi batas pagar juga dianjurkan memperindah dengan menanam bebungaan sehingga tetap menunjang keasrian kampung. Selain indah tentu saja membuat suasana lebih segar karena tetumbuhan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan manusia.Â
Sedang halaman yang belum berpagar jika nanti dibuat pagar disarankan diberi pagar hidup atau tanaman.
Untuk menjaga kebersihan dan perawatan setiap tanaman diserahkan pada masing-masing keluarga dan diadakan gotongroyong secara berkala untuk menjaga keguyuban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H