Setiap senja, surau ini masih digunakan belajar mengaji anak-anak yang tinggal di sekitar padukuhan.
Desa Mangir merupakan desa yang ada sejak pada masa akhir runtuhnya Majapahit atau awal berdirinya Kerajaan Mataram Islam.Â
Berdasarkan Babad Tanah Jawi, penguasa Desa Mangir adalah Ki Agem Mangir yang merasa keturunan langsung dari Kertabhumi atau Brawijaya V.Â
Panembahan Senopati yang merupakan pendiri Kerajaan Mataram Islam juga merasa bahwa dirinya adalah keturunan raja terakhir Majapahit, Bhre Kertabhumi.
Di sinilah awal perselisihan antara Mataram dengan Mangir yang saat itu dipimpin oleh Ki Ageng Mangir Wanabaya.
Sekalipun pada akhirnya Ki Ageng Mangir Wanabaya menjadi menantu Panembahan Senopati. Satu hal yang terjadi di luar dugaan, Ki Ageng Mangir Wanabaya mati di tangan Panembahan Senopati. Â
Menurut cerita seorang penduduk yang rumahnya sejengkal dari Petilasan Ki Ageng Mangir, surau tersebut dibuat sekitar akhir abad 19.Â