Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sisa-sisa Letusan Gunung Semeru dan Perubahannya

20 Mei 2022   12:25 Diperbarui: 22 Mei 2022   08:59 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terputusnya Jembatan Gladak Perak akibat letusan Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021 membuat jalur transportasi dan perekonomian masyarakat menjadi tersendat.

Pemerintah pun segera membuka jalur alternatif dari Malang ke Lumajang dan sebaliknya melalui Pronojiwo melewati sungai Curah Kobokan dan Desa Sumber Wuluh yang menjadi salah satu desa yang paling terdampak letusan Gunung Semeru.

Curah Kobokan dalam bahasa Indonesia, artinya jurang yang bentuknya seperti mangkok. Disebut demikian oleh masyarakat karena bentuknya tersebut dan menjadi tempat mengendapnya lahar dari letusan Gunung Semeru.

Namun jalur ini ditutup saat kawasan puncak Semeru tampak hujan atau pada saat malam hari. Lihat foto 1.

Foto 2: Jalur alternatif Malang - Pronojiwo | Dokumen pribadi
Foto 2: Jalur alternatif Malang - Pronojiwo | Dokumen pribadi
Foto 3. Dokumen pribadi
Foto 3. Dokumen pribadi

Jalur alternatif ini selain sempit juga berbatu dan rusak berat sehingga kendaraan yang melewati harus berjalan pelan dan merambat. 

Apalagi saat menuruni tebing selatan dan menanjak tebing utara Curah Kobokan curam dan berliku dengan jalan berpasir. Tanpa kesiapan dan ketrampilan mengemudi maka roda mobil akan selip.

Di setiap tikungan tajam atau berpasir licin ada beberapa orang yang siap membantu mendorong motor atau mobil yang terjebak dengan sumbangan sukarela.

Berbatu di sini bukanlah jalan makadam tetapi rusak akibat tergerus lahar dan juga beban berat kendaraan yang lewat. Mulai dari kendaraan pribadi hingga puluhan truk pengangkut pasir dan batu. Lihat foto 4 dan 7.

Melihat jalan yang rusak berat ini, banyak warga yang secara sukarela menguruk dengan pasir dan batu. Sebagai imbalan ada beberapa pengendara atau pemilik kendaraan memberi sumbangan sukarela.  Lihat foto 3.

Foto 4: Gerbang Curah Kobokan | Dokumen pribadi
Foto 4: Gerbang Curah Kobokan | Dokumen pribadi
Foto 5: Curah Kobokan | Dokumen pribadi 
Foto 5: Curah Kobokan | Dokumen pribadi 

Foto 6: Pondasi bakal Jembatan Sumber Wuluh  | Dokumen pribadi
Foto 6: Pondasi bakal Jembatan Sumber Wuluh  | Dokumen pribadi
Akankah jalur alternatif ini kelak akan menjadi jalur utama pengganti Jalan Nasional III yang sebelum diterjang lahar Gunung Semeru melewati Jembatan Gladak Perak? Seorang pengawas pembangunan Gladak Perak tidak menjawab dengan pasti. 

Mulai adanya pembangunan jembatan di Sumber Wuluh mengindikasikan kemungkinan. Lihat foto 6.

Selain itu, tebing batu di sekitar Jembatan Gladak Perak yang lama kini hanya tinggal tak lebih dari 25%. Tinggal tebing-tebing tanah yang curam. Lihat foto 13.

Foto 7: Salah satu sudut jalan alternatif dan rumah penduduk di Sumber Wuluh yang tidak boleh dihuni lagi. | Dokumen pribadi
Foto 7: Salah satu sudut jalan alternatif dan rumah penduduk di Sumber Wuluh yang tidak boleh dihuni lagi. | Dokumen pribadi

Foto 8. Pos Pantau Sumber Wuluh  | Dokumen pribadi
Foto 8. Pos Pantau Sumber Wuluh  | Dokumen pribadi

Foto 8a: Rumah korban erupsi gunung Semeru. | Dokumen pribadi
Foto 8a: Rumah korban erupsi gunung Semeru. | Dokumen pribadi

Foto 8b.  Dokumen pribadi
Foto 8b.  Dokumen pribadi

Foto 9: SDN Sumber Wuluh yang tidak dimanfaatkan lagi. | Dokumen pribadi
Foto 9: SDN Sumber Wuluh yang tidak dimanfaatkan lagi. | Dokumen pribadi

Foto 10: Peta Resiko Bencana Sumber Wuluh | Dokumen pribadi
Foto 10: Peta Resiko Bencana Sumber Wuluh | Dokumen pribadi

Di sisi lain melihat Peta Resiko Bencana, keadaan sekitar Curah Kobokan, dan Desa Sumber Wuluh yang masih belum boleh dihuni menunjukkan hal yang lain. 

Lihat foto 8-10.

Foto 11: Kampung Renteng | Dokumen pribadi
Foto 11: Kampung Renteng | Dokumen pribadi

Foto 12: : Kampung Renteng |  Dokumen pribadi.
Foto 12: : Kampung Renteng |  Dokumen pribadi.

Foto 13:  : Kampung Renteng |  pribadi
Foto 13:  : Kampung Renteng |  pribadi

Bencana alam selalu menimbulkan korban. Sisa-sisa terjangan alam masih dapat dilihat sebagai tanda betapa kecilnya manusia dan harus selalu berhati-hati dan rendah hati serta waspada. 

Foto 14. Jembatan Gantung Gladak Perak dilihat dari 100m sisi timur. | Dokumen pribadi
Foto 14. Jembatan Gantung Gladak Perak dilihat dari 100m sisi timur. | Dokumen pribadi

Foto 15: Jembatan Gantung Gladak Perak Dokumen pribadi
Foto 15: Jembatan Gantung Gladak Perak Dokumen pribadi

Foto 16 Jembatan Gantung Gladak Perak Dokumen pribadi 
Foto 16 Jembatan Gantung Gladak Perak Dokumen pribadi 

Foto 17:   Jembatan Gantung Gladak Perak | Dokumen pribadi
Foto 17:   Jembatan Gantung Gladak Perak | Dokumen pribadi
Pemerintah telah berbuat banyak untuk membantu korban bencana alam dan memulihkan keadaan. 

Tak lebih dari enam bulan, jembatan baru berupa jembatan gantung telah selesai dibangun dan kini bisa dilewati kendaraan roda dua. Sekalipun secara bergantian untuk menghindari beban berlebih agar aman. 

Pejalan kaki belum diperbolehkan. Dikuatirkan hanya untuk berselfiria belaka. Selain itu di sekitarnya masih cukup berbahaya karena rawan longsor. Serta masih berlangsungnya pembangunan tembok-tembok pencegah longsor.

Foto 18. Dokumen pribadi
Foto 18. Dokumen pribadi

Foto 19.  Dokumen pribadi.
Foto 19.  Dokumen pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun