orang yang suka menggoda atau berbuat tidak menyenangkan sehingga dikejar oleh caplokan. Hanya saja pemain caplokan tidak berlari cepat sebab badannya diikat tali oleh pemain lain agar tidak lari terlalu jauh.
Hasrat mengejar penggoda namun dikendalikan oleh pemain lain inilah yang menekan kesadaran pemain caplokan sehingga menjadi kalap.
Tarik menarik antara pemain caplokan dan pemain yang memegang kendali serta iringan kendang yang dinamis membahana untuk menari membuat pemain caplokan kehabisan tenaga lalu lunglai di arena. Tepatnya di depan sang dukun jaran kepang.
Ketika suara kendang mulai melemah pemain yang kalap mulai sadar diri. Selanjutnya diganti oleh anak lain untuk bermain kuda lumping dan caplokan.
Untuk penabuh kendang dan sang dukun kecil biasanya tidak selalu bergantian. Hanya yang tampak karismatik serta dianggap sudah punya ilmu yang bisa melakukan.
Hal yang membanggakan, anak-anak ini berlatih tanpa didampingi oleh seniornya, para pemuda atau kaum tua.
Berlatih selama tiga jam di tengah jalan dusun sungguh melelahkan. Namun mereka begitu gembira.
Para pengguna jalan pun yang kebanyakan warga setempat merasa tidak terganggu. Ketika mengetahui ada sepeda motor lewat maka para pemain akan minggir. Sebaliknya pemotor pun melambatkan lajunya. Kecuali mobil wajib memutar haluan lewat jalur lain.