Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dua Macam Sistem Pengupahan Buruh Tani

16 Maret 2022   08:21 Diperbarui: 16 Maret 2022   10:00 1440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satu karung untuk buruh. Dokumen pribadi.

Empat puluh ribu setengah hari. Dokumen pribadi.
Empat puluh ribu setengah hari. Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Khusus untuk panen padi, di wilayah timur Malang agak berbeda. Para pemanen biasanya tidak diberi ongkos alias para sukarelawan yang sedang mencari batang padi atau jerami (Jawa: damen) untuk pakan sapi. Jerami ini ada yang untuk kebutuhan sapi mereka sendiri ada pula yang dijual seharga 50-60 ribu rupiah per sekali angkut dengan sepeda motor. Atau sekitar dua keranjang besar untuk kebutuhan dua ekor sapi.

Cara mendapatkan damen, para sukarelawan ini ikut memotong padi dan menggeblok atau merontokkan padi lalu jeraminya dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan.

Maka tidak mengherankan jika pada saat panen padi ada para pemetik yang tidak saling mengenal sekali pun saling berbincang dan bergurau, sebab mereka berasal dari desa yang berjauhan.

Luas sawah yang tak lebih dari seperempat hektar kadang ada 5-6 pencari jerami. Sehingga hanya dalam setengah hari tanaman padi sudah bersih dipanen. Cukup menguntungkan bagi pemilik sawah tidak perlu mengeluarkan ongkos petik. Kecuali menyisakan sebagian jerami untuk pakan sapinya.

Lahan pertanian wilayah timur Malang selama tiga puluh tahun terakhir ini memang banyak petani yang menanam sayur dan palawija sehingga luas lahan komoditas padi menyusut. Keadaan ini membuat kebutuhan jerami untuk pakan sapi menyusut pula. Sedang harga rumput kalajana dan rumput gajah untuk pakan ternak juga cukup mahal.

Pencari jerami sedang membantu panen padi. Dokumen pribadi 
Pencari jerami sedang membantu panen padi. Dokumen pribadi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun