Arjuna, memang ganteng dan lemah serta sakti. Saking saktinya bukan hanya lawannya saja yang takut. Tetapi kaum lawan jenisnya pun dibuat klepek-klepek tak berdaya.
Padahal banyak lelaki ganteng kok ya banyak perempuan terpedaya rayuan gombal Arjuna. Padahal kaum perempuan yang terperdaya itu kebanyakan merupakan putri kaum ningrat bahkan dari kalangan brahmana.
Entah mereka begitu bodoh seperti orang tua mereka yang menginginkan putrinya menikah dengan lelaki thukmis. Lelaki bathuk klemis artinya doyan merayu perempuan.
Bisa juga para orangtua seperti ini mengejar nama dan pangkat untuk putrinya yang cantik.
Salah satu perempuan cantik yang pasrah bongkokan alias menyerahkan diri sepenuhnya demi Arjuna seorang adalah Manohara. Gadis kinyis-kinyis putri Begawan Wiku Manikara di pertapaan Tirta Kawana.
Mungkin hanya karena hidup terkungkung di padepokan yang kebanyakan para cantriknya adalah kaum lelaki desa yang lugu. Jadi tidak menarik bagi Manohara yang cantik dan sexy bagi artis sinetron.
Kedatangan Arjuna yang ingin menimba ilmu ternyata membuat Manohara dunia seperti sempit. Pikirannya pun semakin terkungkung.
Cinta lokasi pun menderanya. Menikahlah Arjuna dan Manohara.
Tentu saja banyak para cantrik lelaki di Padepokan Wiku Manikara yang diam-diam naksir Manohara menjadi kecewa. Ada yang mengumpat dalam hati ada juga yang langsung minggat tak mau lagi jadi cantrik Begawan Sidik Wacana.
Ada yang berkata dalam hati, "Kutunggu jandamu."
Ada pula yang ngomel, "Tiap hari dibela setengah mati membersihkan padepokan dan mencari rumput untuk kudanya...eh ternyata putrinya diberikan Arjuna."
Bahkan ada yang mengumpat, "Semoga saja gak langgeng..."
Entah karma entah apalah namanya. Perkawinan belum seumur tanaman jagung, Arjuna minta ijin pada Begawan Wiku Manikara meninggalkan padepokan. Alasannya demi mencari ilmu untuk mempersiapkan diri merebut Astinapura dari Kurawa.
"Kalau itu alasanmu, aku tak bisa mencegahmu..." Kata Begawan Wiku Manikara setengah kecewa karena kuatir putrinya menjadi janda tanpa perceraian.
000
"Kakang....," kata Manohara pada Arjuna saat berpelukan sebelum Arjuna pergi.
"Aku hamil....," lanjut Manohara.
"Rawat dan jagalah anakmu...," jawab Arjuna seenak udelnya.
Manohara hanya tertegun dan menitikkan air mata.
Beberapa inang dan cantrik yang ada di sekitar padepokan melihat hal itu ada yang terkekeh. Walau hanya dalam hati. Takut didamprat Wiku Manikara.
"Rasakan tuh...." kata mereka dalam hati.
Manohara yang cantik dan sexy hanya bisa terdiam sambil kadang mengelus perutnya yang mulai gendut. Hatinya pun sedih setengah mati.
#Kisah ini merupakan kisah carangan berdasarkan cerita wayang dalam budaya Jawa. Tidak terdapat pada kisah dalam Mahabarata dalam versi India.
#Ini lanjutan dari kisah sebelumnya:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H