Lewat kisah-kisah di atas saya pun kembali melongok keindahan, ketenangan, dan kedamaian hidup sesuai dengan pandangan masyarakat perdesaan yang sederhana seperti yang digambarkan oleh majalah Si Kuncung dan Penyebar Semangat.
Kisah dan cerita para tokoh sejarah masa kerajaan dan wayang yang dimuat di majalah tersebut membuka mata hati bahwa kerasnya kehidupan dengan ontran-ontran yang silih berganti ternyata terjadi sejak jaman dulu.
Tergantung bagaimana menyikapi dan di mana kita menempatkan diri. Mau menjadi Sengkuni dan Arya Wiraraja yang suka mengadu domba. Menjadi Bisma atau Durna orangtua yang seharusnya menjadi teladan tetapi tidak bersikap bijaksana dan mati pelan-pelan merasakan penderitaan.
Kita terlahir dari dua orang tetapi dibentuk oleh banyak orang dalam lingkungan luas yang memberi pengalaman tetapi juga oleh buku yang memberi pengetahuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H