Malang yang berada di lembah nan luas antara Gunung Kawi di barat daya, Gunung Arjuna dan Welirang di barat laut, Pegunungan Tengger (Bromo, Widodaren, dan Batok) di timur laut, serta Gunung Semeru di timur memang mempunyai banyak tempat wisata alami yang indah.
Salah satunya adalah Sumber Jenon yang berada di Desa Gunung Ronggo kurang lebih 21 km di tenggara Malang. Tak terlalu sulit menemukan tempat ini karena seratus persen jalur ke sini merupakan jalan beraspal. Kecuali bagi goweser atau pehobi ngayuh sepeda bisa menikmati sedikit tantangan dengan lewat setapak bekas rel lori pengangkut tebu hanya sejauh lima ratus meter saja.
Sumber Jenon seperti halnya kebanyakan sumber-sumber air yang ada di Malang merupakan umbulan atau mata air yang keluar dari dasar sebuah sendang atau danau kecil. Sekali pun sendang ini berada di sebuah lembah kecil di antara perbukitan. Jadi bukan mata air yang keluar dari tebing sebuah bukit.
Masyarakat menyebut Sumber Jenon karena umbulan ini berada tepat di bawah pohon jenu. Dari kata jenu inilah muncul nama jenon lalu menjadi Sumber Jenon.
Seperti halnya masyarakat lainnya di tanah Jawa, mata air merupakan anugerah Illahi yang harus dijaga kelestariannya agar tetap memberi kehidupan dan kesegaran, maka pada saat tertentu diadakan doa bersama oleh masyarakat setempat.
Salah satu keunikan Sumber Jenon adalah adanya ikan-ikan sejenis ikan kotes yang hidup di sendang tersebut. Ikan-ikan ini tidak ditemui di sendang lainnya di sekitar Malang tetapi bukan ikan endemik. Entah apa nama ikannya.
Masyarakat setempat masih mengeramatkan ikan ini dengan tidak menangkapnya. Bahkan memberi makan. Menurut masyarakat setempat jika memberi makan ikan tersebut maka rejeki akan mengalir. Â
Sejak tiga tahun terakhir, Sumber Jenon mulai dikelola oleh pemerintahan desa setempat menjadi tempat wisata yang menarik. Fasilitas umum dan adanya warung-warung sederhana mulai ditata dengan rapi sesuai kantong masyarakat desa. Hanya saja karena pandemi Covid-19 belum bisa menyerap banyak wisatawan luar daerah.
Pengunjung lebih banyak masih berasal dari masyarakat desa-desa sekitarnya. Serta para goweser atau pengayuh sepeda yang memenuhi tempat tersebut. Para goweser datang ke sini bukan hanya menikmati sejuk dan segarnya suasana alam tetapi juga mandi di sendang bening dan segar. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H