Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Warna-warni Gambar Kehidupan

11 Januari 2022   16:13 Diperbarui: 11 Januari 2022   16:16 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perasaan sedih saat harus menekan tombol memulai kremasi. Dokumen pribadi.

Waktu tak mungkin berhenti dan terus berganti. Walau pada akhirnya kehidupan seseorang di dunia harus berakhir.

Sedih dan sukacita adalah rasa yang harus dinikmati setiap manusia.

Pagi tak selalu menampakkan mentari. Malam tak berarti kelam.

Berjalan mengikuti kata hati yang penuh arti bukan sekedar bersenang diri.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Pandemi Covid-19 masih mengintip, menjalankan protokol kesehatan adalah kewajiban termasuk menjalankan tugas paduan suara saat natal di gereja.

Memakai masker juga kewajiban yang harus dipatuhi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Pandemi memang telah melumpuhkan perekonomian. Namun kehidupan harus tetap berjalan dan dapur harus mengepul. Berjualan dengan menjaring pembeli di mana dan bagaimanapun caranya.

Kadang harus sedikit berdebat dengan petugas ketenteraman dan ketertiban yang dengan sabar meminta tidak berjualan di taman kota.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Di sebuah jalur kereta api, beberapa pekerja perawatan dan perbaikan rel kereta api juga bekerja secara profesional. Terik mentari harus diabaikan demi lancarnya pekerjaan. 

Kala haus, tenggorokan harus disegarkan sekalipun hanya dengan segelas minuman dalam kemasan manis.

Di sudut lain  beberapa petugas Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang yang sedang merawat dan memperbaiki jalan di depan patung Chairil Anwar di Kayutangan tampak bekerja tanpa tanda pengaman. 

Empat aparat kepolisian dari Sabhara yang melihatnya langsung membantu menjaga arus lalu lintas. Dua menjaga keamanan dan dua lagi ikut bekerja membantu petugas DLH dengan mengambilkan beberapa ember air. Air digunakan untuk menyiram pasir agar meresap padat di bebatuan jalan.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Senja berlalu malam menjelang, deretan pertokoan Kayutangan yang kini banyak ditinggalkan pedagang makin sepi. 

Kawasan yang akan dijadikan wisata heritage makin lengang. 

Hampir selengang pasar bunga yang khusus menyediakan bunga tabur untuk pemakaman. Atau bunga borek untuk memandikan dan merawat jenazah.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Sepi dan malam tak selalu menyeramkan dan menakutkan seperti kala memasuki ruang penyimpanan peti jenazah. 

Hampir tiga puluh menit berada di sini untuk memilih peti yang tepat untuk seseorang yang mendahului kami. Tak ada sesuatu yang aneh. Misalnya suara peti diketuk atau ada lelembut menampakkan diri. Apalagi ada boneka arwah.

Demikian juga di garasi tempat mobil jenazah. Biasa saja. 

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Perasaan sedih saat harus menekan tombol memulai kremasi. Dokumen pribadi.
Perasaan sedih saat harus menekan tombol memulai kremasi. Dokumen pribadi.
Pagi telah merekah kembali seperti hati ini karena harus menemani keluarga berdukacita dan menghantar serta memberkati almarhum sebelum dikremasi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Waktu terus berjalan tugas dan tanggung jawab harus dilaksanakan setiap orang sesuai dengan panggilannya. 

Demikian juga saat harus memakamkan abu jenazah sehari kemudian.

Hidup adalah pelangi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun