Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dampak Nyata Putusnya Jembatan Gladak Perak, Lumajang

6 Desember 2021   07:11 Diperbarui: 6 Desember 2021   07:27 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Desa di pinggir Kali Besuk Sat di bawah Gladak Perak. Dokumen pribadi.

Erupsi Gunung Semeru yang terjadi Sabtu, 4 Desember 2021 sekitar jam 3 sore telah membawa dampak nyata yang begitu besar.
Korban jiwa dan harta benda sudah pasti dan kita harap tidak bertambah. Rusaknya prasarana penghubung perekonomian wilayah selatan Jawa Timur juga terlihat nyata dengan hilangnya jembatan Gladak Perak.


Sebagian orang mungkin menyesal belum sempat berhenti saat lewat atau belum pernah ke sana untuk melihat keindahan alam yang demikian spektakuler. Melihat ke utara akan tampak betapa anggunnya Gunung Semeru. Melihat ke selatan dan tenggara tampak bentangan cakrawala berbatas laut selatan, Samudra Hindia. Dan di sisi kiri kanan akan melihat indahnya hutan hujan dan di bawahnya jurang menganga lebar dan dalam seakan menarik kita.


Di balik semua itu ada derita yang sudah menganga siap menelan masyarakat yang ada di sekitarnya. Baik warga Turen dan Dampit yang ada di kabupaten Malang maupun warga Senduro, Candipuro, dan Pasirian di kabupaten Lumajang. Dua wilayah kabupaten di selatan Jawa Timur ini hanya terhubung secara singkat lewat jembatan satu-satunya yakni Gladak Perak yang kini hancur tak berbekas.

Sekarang tiada lagi. Dokumen pribadi.
Sekarang tiada lagi. Dokumen pribadi.

Bukan lagi tempat istirahat dan wisata. Dokumen pribadi.
Bukan lagi tempat istirahat dan wisata. Dokumen pribadi.

Tepi timur Jembatan Gladak Perak jadi rest area. Dokumen pribadi.
Tepi timur Jembatan Gladak Perak jadi rest area. Dokumen pribadi.

Jembatan Kali Manjing  sebelum Gladak Perak, Dokumen pribadi.
Jembatan Kali Manjing  sebelum Gladak Perak, Dokumen pribadi.

Pandemi Covid-19 yang melanda sudah memukul jumlah wisatawan ke Tumpak Sewu, Gua Tetes, Watu Godek, dan Jembatan Gladak Perak yang sering dijadikan rest area.


Kini, erupsi Gunung Semeru tentu berdampak akan ditutupnya sementara tempat wisata tersebut demi keamanan bersama.
Putusnya jembatan Gladak Perak jelas terputus pula jalur ekonomi para pedagang tradisional seperti para perajin gula merah, petani salak dan pisang dari Lumajang yang akan dijual ke Dampit, Turen, dan Bululawang. Juga sebaliknya para pedagang sayur dan hasil bumi lainnya serta peternak ayam pedaging dan petelor dari Dampit, Turen, dan Bululawang yang akan menjual ke Senduro dan Candipuro, Lumajang.


Demikian juga usaha transportasi minibus dan bus tentu saja semakin kolaps sebab jalur sudah putus sama sekali.
Bisa saja para pedagang lewat jalur tengah dengan melintasi lereng utara Gunung Semeru, namun kondisi seperti ini tentu sangat berbahaya sebab bisa saja arah angin mengubah awan panas ke timur dan utara. Tentu pihak berwenang tak akan mengambil resiko untuk membuka jalur tengah yang sempit.
Bisa pula para pedagang mengambil jalur utara lewat Pasuruan dan Probolinggo dengan jarak bertambah sekitar 125 km. Tentu menambah waktu dan beaya.

Transportasi akan terdampak. Dokumen pribadi.
Transportasi akan terdampak. Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Siap kirim walau harus memutar atau ganti tempat pemasaran. Dokumen pribadi.
Siap kirim walau harus memutar atau ganti tempat pemasaran. Dokumen pribadi.

Terpaksa menempuh lebih jauh lewat Pasuruan - Probolinggo. Dokumen pribadi.
Terpaksa menempuh lebih jauh lewat Pasuruan - Probolinggo. Dokumen pribadi.

Selain pedagang, petani, pengusaha angkutan termasuk sopir dan kernet, yang terpukul secara langsung adalah pengusaha galian pasir dan batu yang ada sekitar satu kilometer di selatan Gladak Perak.
Setiap siang hingga malam hari puluhan truk pengangkut pasir dan batu melewati jembatan Gladak Perak menuju Malang. Kini mereka kehilangan mata pencaharian.

Menumpuknya jutaan ton pasir dan batu di sungai dan jurang dan menjadi bendungan alamiah sungguh sangat berbahaya. Turunnya hujan sedikit deras bisa saja menjebolkan bendungan yang terbentuk secara alamiah ini. Apalagi kembali terjadi erupsi. Jika ini terjadi maka desa di bawah Gladak Perak bagian selatan akan dihantam lahar dingin.

Kemungkinan lain, bila hujan turun di lereng Gunung Semeru bagian tenggara dan selatan dan airnya tak bisa melewati Kali Besuk Sat maka akan mengalir ke barat daya melewati Kali Bening. Tanpa antisipasi yang baik bisa juga menimbulkan bencana baru.

Tak ada lagi yang berani menambang pasir dan batu. Dokumen pribadi.
Tak ada lagi yang berani menambang pasir dan batu. Dokumen pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun