Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mendung di Lereng Semeru

19 Agustus 2021   20:29 Diperbarui: 20 Agustus 2021   05:36 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akibat budaya dikebiri. (dokumen pribadi)

Kemarau masih separuh perjalanan namun mendung kelabu sudah menyapu langit lereng Semeru.

Bukan rintik gerimis yang di bawahnya turun untuk membasahi bumi Pertiwi selain gerah cuaca terasa di raga.
Seperti gerahnya hati kala adat di kebiri atas nama pandemi.

Karena ilmu menjadi racun diri mengubah kekuasan mengubah menjadi kesombongan  

Hati pun bergolak menghancurkan dan meruntuhkan kecongkakan yang melupakan adat budaya negeri ini.

Kedamaian pun sirna ditelan keangkuhan yang menyisakan tonggak kenangan yang tak terlupakan.

Mendung menggelayut di Ranu Pani

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun