Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bidadari di Rumah Bambu

30 Juni 2021   08:45 Diperbarui: 30 Juni 2021   08:41 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walau malu kata-kata mertua, aku tetap berjalan menuju dapur. Tercium bau ikan asin yang menyeruap dari antara dinding-dinding gedhek.

Kala pintu kayu kubuka pelan, kulihat seorang bidadari tersenyum merekah bahagia. Bau sangit di tubuhnya karena asap kayu bakar mengalahkan harumnya selaksa mawar surga. Rambutnya yang hitam kelam karena jelaga dan minyak kelapa, kini begitu mempesona daripada rambut bidadari di nirwana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun