Saya sebut antik karena belum tentu ada orang yang mempunyai atau paling tidak yang memiliki hanya satu dua orang saja. Jadi antik tidak selalu barang lawas, kaset pita memang barang lawas tapi saat ini masih banyak yang mempunyai. Piringan hitam memang barang lawas tetapi juga termasuk barang antik, sebab yang memiliki sangat terbatas apalagi dengan alat pemutarnya.Â
Dari sekian banyak koleksi saya sebagai pecinta dan pemerhati budaya tradisional ada dua macam yang paling antik.
1. Buku yang ditulis dengan menggunakan ejaan yang belum disempurnakan. Mungkin Ejaan Suwandi atau sebelumnya, karena diterbitkan pada 1952, 1953, 1963, dan 1971.Â
Buku pada foto 1, Sasangka Djati masih sering saya baca sebagai bacaan spiritual dari Paguyuban Ngesti Tunggal atau Pangestu sebuah aliran kepercayaan yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Buku Kesasteraan Djawa masih terdaftar dan dimiliki oleh perpustakaan nasional dan pernah saya tulis di Kompasiana beberapa bulan lalu dengan judul Manik Maya (Manik Maja), namun sepi peminat maka kutahan lagi. Sedang buku pada foto 2 hanya sekedar koleksi. Saya yakin masih ada yang memiliki.
Si paranormal itu mencuri kain kafan di kuburan dengan cara membongkar sambil mengajak beberapa anak yang lugu. Entah untuk apa.Â
Tapi yang jelas, ketika ia meninggal dunia akhir 80 tak ada keluarganya yang berani menyimpannya lalu diberikan pada saya. Hingga saat ini saya simpan di tempat yang tidak diketahui orang lain termasuk keluarga. Untuk apa? Sekedar koleksi. Ada yang punya?