Cuaca rupanya kurang mendukung untuk mengabadikan gambar dengan DSLR karena gerimis deras mulai turun apalagi disertai angin yang menghembuskan percikan-percikan lembut curahan dan hempasan air tejun yang sangat deras.Â
Niat bermain air pun kami batalkan karena kuatir ada kerikil, batu, bongkahan cadas atau dahan lapuk yang jatuh dari tebing atas setinggi sekitar 80m karena hujan atau angin.Â
Hanya 15 menit kami menikmati indahnya Coban Rondo hujan deras mendera. Pulang adalah pilihan terbaik. Tak ada seorang pun selain kami berdua. Namun tekad mencari tantangan tetap harus dijalani. Kembali menuju gerbang masuk melewati setapak yang licin dan cukup gelap. Sempat salah jalan dan tertutup pinus yang roboh pada akhirnya bisa juga keluar dan segera membeli wedang jae untuk menghangatkan tubuh supaya kuat dan segar.Â
Jam dua sore kami meninggalkan warung di atas Songgoriti dan sampai di rumah jam 15.15 Berangkat mengayuh selama tiga setengah jam, pulang mengayuh tak lebih dari 30 menit. Sisanya tinggal gelundung saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H