Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Street Photography] Geliat Pengais Rezeki di Trotoar

16 Maret 2021   16:30 Diperbarui: 16 Maret 2021   18:42 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Foto dokumen pribadi
Foto dokumen pribadi
Siapa yang dimaksud dengan 'yang minta sumbangan' itu? Petugas penertiban, preman, pengurus wilayah setempat atau penjaga keamanan setempat?

Beberapa kali, kala malam hari saya sering mengintip dari jauh adanya seseorang yang meminta sangu kepada petugas parkir yang selalu bertugas tanpa memberi karcis retribusi kepada pemakai sepeda motor dan mobil yang memarkir kendaraannya. 

Sekitar tiga jam saya keliling menikmati geliat para pedagang K5 yang berusaha mengais rejeki dari pejalan kaki yang akan berbelanja di toko-toko besar. 

Mendekati jam 12 siang tiba-tiba saja hujan turun dengan lebat. Dengan cekatan para pedagang K5 segera mengemasi dagangannya dengan sekali tarik tanpa perlu menatanya. Sebab mereka akan menata kembali justru pada saat akan menggelar dagangannya kembali. Petugas parkir pun sibuk menata helm para pengendara sepeda motor yang memarkirkan di situ.

Hujan makin deras, kami pun masuk ke sebuah mal yang pada awal dan pertengahan 80an merupakan pusat pertokoan tempat belanja kaum menengah namun kini berubah menjadi tempat penjualan barang-barang tiruan. Mulai dari pakaian bayi, anak-anak, arloji, kacamata, asesoris pakaian wanita, hingga sepatu dan hape bekas. 

Sepinya pengunjung, apalagi pembeli di masa pandemi ini dan ditambah hujan semakin deras membuat beberapa penjaga stand merasa bosan dan tertidur. Seperti seorang pedagang emas eceran yang tertidur di kursi depan sebuah toko.

Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Tertidur. Dokumen pribadi.
Tertidur. Dokumen pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun