Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tak Selamanya Mendung Itu Kelabu

10 Desember 2020   21:08 Diperbarui: 10 Desember 2020   21:13 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Imron yang sedang suka karena panen melimpah tapi juga sedih karena telapak kaki kanannya menginjak duri sehingga harus dibalut dengan kresek. Dokpri
Pak Imron yang sedang suka karena panen melimpah tapi juga sedih karena telapak kaki kanannya menginjak duri sehingga harus dibalut dengan kresek. Dokpri
Senyum manis menghantar makan siang untuk suami tercinta yang sedang memetik kangkung. Dokpri
Senyum manis menghantar makan siang untuk suami tercinta yang sedang memetik kangkung. Dokpri
Bayam melimpah harga membuat bahagia. Dokpri
Bayam melimpah harga membuat bahagia. Dokpri
Ceria. Dokpri
Ceria. Dokpri
Tapi apakah Desember selalu kelabu?

Tak selamanya mendung itu kelabu, nyatanya hari ini kulihat begitu ceria....

Hutan dan rimba turut bernyanyi juga bernyanyi juga membuat hari ini berseri dunia penuh damai...

Itulah salah satu syair dari tembang Kidung yang dinyanyikan oleh Chrisye pada awal 80an. Sebuah lagu yang mengungkapan bahwa mendung tak selamanya membawa kedukaan. 

Mendung memang kelabu bahkan hitam. Tetapi tak selamanya kelabu membawa kedukaan. Seperti yang dialami beberapa teman petani sayur di daerah kami. Harga cabai melonjak. Harga tomat melonjak. Harga sayur membuat beberapa petani kaget.

Per ikat yang biasanya hanya seharga antara 400-600 rupiah di tingkat petani kini ada yang berani membeli antara 1.000-1.200 rupiah perikat atau 30 ribu rupiah per bentel yang berisi 25 ikat. Lahan 1m persegi biasanya bisa menghasilkan 2 bentel dengan harga 60 ribu rupiah. 

Bila mempunyai lahan hanya seluas 10x10m atau 100m persegi saja maka bisa menghasilkan 100x2x30.000 = 6.000.000,- (enam juta rupiah). Jika beaya produksi tak lebih dari 1 juta untuk ukuran lahan seluas atau sesempit itu maka keuntungannya 5 juta rupiah untuk sekali musim tanam sayur antara 26 -- 40 hari. 

Sayur bayam dan kangkung biasanya 24-16 hari. Sedang untuk sawi 40 hari. Beda dengan cabai dan tomat bisa mencapai usia tanam satu tahun dengan masa petik antara 20 -- 28 kali tergantung perawatan.

Desember memang kelabu karena mendung selalu menggelayut, bahkan kadang hujan deras diiringi angin. Namun, tak selamanya mendung itu kelabu nyatanya banyak petani tetap ceria seperti hutan yang selalu gembira dan tak pernah menolak hujan.

Gembiralah seperti hutan menerima hujan. Sekali pun kekasih mungkin meninggalkan dirimu.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun