Hidup menyendiri tanpa teman pendamping resmi bagi sebagian orang memang tak nyaman. Dengan berbagai alasan dan upaya maka ia akan berusaha mencari pasangan hidup. Tak sedikit yang minta bantuan teman dan sahabatnya untuk mencarikan pasangan hidup. Â
Tahun 70 -- 90an di media cetak dikenal adanya kolom Kontak Jodoh untuk memberi peluang bagi mereka yang jomlo untuk berkenalan satu sama lain.Â
Ada juga lembaga swadaya masyarakat yang mendirikan biro jodoh dengan nama yang berbeda, seperti: Komunitas Pria Lajang, Komunitas Bunga Setaman, dan Wanita Karir.Â
Pada masa kini, biro jodoh dan kontak jodoh sepertinya sudah mulai ditinggalkan sebab aplikasi facebook, WA, Line, bisa juga dimanfaatkan untuk mencari jodoh.
Berbeda dengan biro jodoh dan sahabat yang menjadi mak comblang bisa mempertemukan mereka yang ingin berkenalan secara langsung, maka lewat kontak jodoh dan media sosial pada awalnya kita hanya bisa data pribadi dan foto yang belum tentu sesuai dengan kenyataan.Â
Sebab bagaimana pun seseorang tak mungkin secara jujur mau mengungkapkan data pribadi sepenuhnya di media sosial yang bisa saja disalahgunakan pihak lain.
Bisa saja apa yang anda lakukan kemudian dibuka di media sosial dan yang lebih ngeri akan dimanfaatkan dan ditipu. Sebagai contoh, Kompas Tv kemarin sore memberitakan seorang pria di media sosial mengaku sebagai seorang wanita untuk menipu dan memeras para pria pencari teman hidup. Â Syukurlah akhirnya kedok si penipu ini akhirnya terbongkar dan pelaku ditangkap aparat kepolisian.
Jika anda penggemar tembang Jawa campursari atau setidaknya pernah mendengar lagu Iki Potretmu karya Manthous tentu akan mengerti dan memahami adanya seorang pria yang ditipu oleh seorang wanita tua berumur 51 tahun yang mengaku masih muda berumur 24 tahun! Seperti yang terungkap dalam syairnya ini:
Iki potretmu, kang dak tampa bareng lan layangmu
Bungahing ati, ora kaya ing nalika iku
Marga potretmu, bisa gawe ayeme atiku
Tansah sumanding ora pisah saka ing tanganku
Yen dak sawang, dasar ayu pancen isih timur
Kira kira antarane yuswa pitulikur
Banget kagetku, bareng aku ketemu sliramu
Anggonmu potret, lawase wus ana telung windu
Artinya:
Ini potretmu yang kuterima bersama suratmu
Betapa gembiranya hatiku saat itu
Karena potretmu bisa membuat tenteramnya hatiku
Selalu tersanding dan tak pernah lepas dari tanganku
Jika kupandang memang begitu cantik dan masih muda
Kira-kira berumur dua puluh tujuh tahun
Betapa terkejutnya kala bertemu denganmu
Ternyata fotomu telah berusia tiga windu (24 tahun)
Ah, itu kan cuma lagu! Benar. Tetapi bagaimana pun sebuah karya selalu didasari kenyataan dan suasana pada masa itu. Entah dialami sendiri atau yang terjadi pada masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H