Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tangguhnya Petani Lansia yang Terus Bekerja

11 Oktober 2020   19:24 Diperbarui: 12 Oktober 2020   00:06 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dapat apa hari ini?" lanjutnya menanyakan padaku apa yang dapat kuborong hari ini.

"Hanya padi satu hektar," jawabku pelan.

"Tak apa, yang penting kerja."

Foto: dokumen pribadi
Foto: dokumen pribadi
Foto: dokumen pribadi
Foto: dokumen pribadi
Foto: dokumen pribadi
Foto: dokumen pribadi
Dokumen pribadi.
Dokumen pribadi.
Foto: dokumen pribadi
Foto: dokumen pribadi
Kerja. Ya, kerja. Manusia memang diciptakan Sang Maha Kuasa untuk menikmati bumi dan seisinya dengan cara bekerja. Di mana pun, kapan pun, dan dalam suasana apa pun. Entah terik, entak sejuk. Manusia harus bekerja keras untuk mencapai kesejahteraan  dan kebahagiaan. Bekerja keras adalah wujud tanggungjawab dirinya atas pemberian Sang Maha Kuasa. Bekerja dengan ketulusan akan menghilangkan beban. Bekerja dengan keluhan hanya menambah beban.

Para lelaki tua atau petani lanjut usia di atas merupakan gambaran kebanyakan para petani tua di negeri ini yang tak pernah menyerah dalam berkarya. Mereka tak mengenal kata pensiun. Justru berhenti akan membuat mereka merasa tak berguna dan tubuh terasa sakit semua. Namun bukan berarti mereka tak mau menyerahkan pada kaum muda anak-anak mereka. Sebab para petani senja ini ingin putra-putrinya menikmati dulu betapa luasnya dunia mereka yang tak sebatas luas sawah yang terbentang di hadapan mereka. Hanya saja para petani senja ini mempunyai harapan kelak putra-putrinya mau melanjutkan hidup sebagai petani yang selalu hidup dalam kesederhanaan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun