Kala menjelang panen, petani tersenyum dan berharap hasilnya melimpah dan harga tidak jatuh.
Ketika mau panen, petani menahan senyum karena tukang kredit menyerahkan daftar utang.
Ketika mau panen, petani sedikit cemberut ada tengkulak menawar murah panenannya.
Saat panen, petani tersenyum karena hasilnya melimpah.
Senyumnya juga makin mengembang karena harganya tidak jatuh walau juga tidak naik.
Istrinya juga tersenyum akan membeli kalung emas model rantai.
Si sulung tersenyum minta ganti hape baru.
Si tengah tersenyum manja dan berbisik waktunya membayar UKT dan ganti sepatu baru.
Si bungsu tersenyum juga melihat ayahnya termenung
Setelah panen, tetangga satu datang dengan tersenyum menawarkan kasur bantal guling
Tetangga satu lagi menawarkan alat masak elektronik dan kompor gas model baru.
Dan yang lain tak mau ketinggalan menawarkan kredit hape.
Sang petani duduk termenung di beranda rumah ingin menghibur diri.
Datanglah SPG cantik manis menawarkan pemasangan wifi murah
Anak-anaknya pun menyambut gembira. Sang petani tak bisa menolak demi anak.
"Tidak sekalian ganti tivi led yang lebih besar Pak..." Kata SPG agak genit.
"Gak usah!" Kata istri petani setengah membentak kuatir tak jadi dibelikan kalung rantai emas satu ons. Tapi yang paling dikuatirkan suaminya tergoda SPG.
0 0 0 0
Suatu hari di pinggir sawah sang petani duduk di samping sepeda motor bututnya dan berkata lirih dalam hati: "Untunglah aku setegar dirimu."Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H