Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjaga Keceriaan dan Kebahagiaan Anak-anak

20 Juli 2020   15:56 Diperbarui: 20 Juli 2020   19:24 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biarkan mereka mengembangkan senyumnya. Dokpri

Jam masih menunjukkan angka sempuluh ketika kami sampai di sebuah telaga kecil pinggiran kota Malang yang hanya berjarak sekitar lima kilometer dari rumah. Sebuah telaga yang dulu berada di tengah sawah pinggir pedesaan justru kini berada di antara perkampungan dan perumahan kecil masa kini.

Sambil duduk menikmati segarnya suasana dan heningnya suasana diiringi gemerciknya riak-riak kecil dari telaga yang mengalir lembut di antara bebatuan kecil yang bersautan dengan deritan bambu kami menghibur diri dengan memberi makan ikan-ikan yang mendekati kami.

Tak seberapa lama ada delapan anak, 5 putra dan 3 putri seusia datang dari perkampungan sebelah untuk bermain dan mandi di telaga ini. Keceriaan dan kebahagiaan tampak terpancar dari wajah-wajah lugu mereka menikmati masa-masa indah bersama teman sebaya. Bukan hanya dengan teman mereka merasakan kebahagiaan ini, tetapi juga bersama alam yang akan menemani dan membentuk mereka. 

Celoteh dan tawa riang serta kadang saling teriak menggoda satu sama lain atas keberanian dan ketrampilan mereka berenang di telaga sunyi ini. Berenang ke sana kemari lalu minggir dan terjun lagi terus berulang. Kala capai, mereka hanya bermain ciblon atau memukul permukaan air dengan gaya tertentu sehingga seperti tetabuhan irama gambus yang kini sudah jarang lagi terdengar. Satu bait irama selama satu menit sudah membuat lengan penat lalu berenang lagi dengan tawa riang.

Ikan pun mendatangi kami. Dokpri
Ikan pun mendatangi kami. Dokpri
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Dokumen pribadi
Satu jam lebih mereka bermain lalu berganti pakaian dan pulang. Saat istirahat sebelum berganti pakaian adalah kesempatan emas bagi saya untuk berbincang dengan mereka.

"Kok sudah pulang sekolah?"

"Iya, Pakdhe. Disuruh belajar di rumah karena ada corona," jawab salah satu dari mereka.

"Pake hape?"

"Iya tapi di rumahnya ini," jawab salah satunya lagi sambil menunjuk seorang temannya.

"Satu hape untuk berapa orang?"

"Kadang dua orang kadang empat orang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun